Tangerang: Warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, melakukan tradisi keramas massal di bantaran Sungai Cisadane. Keramas massal tersebut merupakan simbol dalam membersihkan diri menyambut Ramadan.
"Tradisi dan budaya ini selain harus dilestarikan juga harus senantiasa dibarengi dengan semangat untuk membersihkan tidak hanya diri tetapi juga hati dan jiwa dalam rangka menyambut Ramadan," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Nurdin, Senin, 11 Maret 2024.
Nurdin mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kondusivitas dan kenyamanan khususnya selama Ramadan.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Rizal Ridolloh, menjelaskan keramas massal merupakan tradisi masyarakat Kota Tangerang khususnya warga Kampung Berkelir yang sudah dilakukan secara turun temurun.
"Ini tentu menjadi khazanah kebudayaan yang ada di Kota Tangerang dan harus terus dijaga. Ratusan warga hadir mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Artinya, mereka masih peduli dengan budaya yang ada di Kota Tangerang," jelas Rizal.
Rizal menambahkan tradisi keramas massal ini tengah diajukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Hal tersebut merupakan upaya menjaga budaya keramas massal dan menjadikan ikon tradisi masyarakat Kota Tangerang.
"Tahun ini kami mengajukan keramas massal menjadi WBTB ke Kemendikbud Ristek. Kami lihat, tradisi ini tidak ada di daerah lain. Jadi, mudah-mudahan dapat disetujui menjadi WBTB Kota Tangerang yang terbaru," ungkapnya.
Tangerang: Warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, melakukan
tradisi keramas massal di bantaran Sungai Cisadane. Keramas massal tersebut merupakan simbol dalam membersihkan diri menyambut
Ramadan.
"Tradisi dan budaya ini selain harus dilestarikan juga harus senantiasa dibarengi dengan semangat untuk membersihkan tidak hanya diri tetapi juga hati dan jiwa dalam rangka menyambut Ramadan," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Nurdin, Senin, 11 Maret 2024.
Nurdin mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kondusivitas dan kenyamanan khususnya selama Ramadan.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Rizal Ridolloh, menjelaskan keramas massal merupakan tradisi masyarakat Kota Tangerang khususnya warga Kampung Berkelir yang sudah dilakukan secara turun temurun.
"Ini tentu menjadi khazanah kebudayaan yang ada di Kota Tangerang dan harus terus dijaga. Ratusan warga hadir mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Artinya, mereka masih peduli dengan budaya yang ada di Kota Tangerang," jelas Rizal.
Rizal menambahkan tradisi keramas massal ini tengah diajukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Hal tersebut merupakan upaya menjaga budaya keramas massal dan menjadikan ikon tradisi masyarakat Kota Tangerang.
"Tahun ini kami mengajukan keramas massal menjadi WBTB ke Kemendikbud Ristek. Kami lihat, tradisi ini tidak ada di daerah lain. Jadi, mudah-mudahan dapat disetujui menjadi WBTB Kota Tangerang yang terbaru," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)