Yogyakarta: Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan tahapan untuk mengatur jalur rawan kecelakaan, khususnya jalur pariwisata. Langkah ini dilakukan setelah insiden kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego Dusun Kedungbuweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul yang menewaskan 14 orang pada 6 Februari 2022.
Kepala Dishub DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan, pihaknya menindaklanjuti rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk memetakan jalur berbahaya, khususnya jalur ke destinasi wisata. Pemetaan ini dilakukan bersama lintas instansi, termasuk ahli hingga akademisi.
"Hasil KNKT merekomendasikan ke kami untuk membuat studi atau analisis road hazard mapping. Jadi rute yang memang berbahaya. Kami juga sounding dengan kementerian,' kata Made dihubungi, Kamis, 17 Februari 2022.
Made mengungkapkan, kajian itu tak hanya dilakukan untuk satu daerah saja. Ia menyatakan kajian itu akan menjangkau keberadaan jalur rawan bahaya di seluruh DIY.
Baca: Jalur Bus Pariwisata di Bukit Bego Diubah Usai Terjadi Kecelakaan Maut
Pihaknya hari ini telah berkoordinasi membahas bagian dari tindak lanjut hal itu, termasuk perizinan. Selain itu, pihaknya juga akan mengawasi kendaraan yang berlabel pariwisata.
"Kami juga mengawasi kendaraan pariwisata. Mungkin saja labelnya pariwisata tapi secara peruntukan bukan pariwisata," ujarnya.
Made menyatakan, hasil kajian itu tidak akan cepat bisa selesai. Ia menarget hasil kajian bisa rampung dan bisa direalisasikan tahun ini. Sampai saat ini pihaknya belum memastikan jalur mana menjadi satu arah atau diubah skemanya.
"Sebenarnya kalau kita bicara insiden kemarin karena apa, semua tahu karena human error. Jangan seperti digebyah uyah (disamaratakan), berlaku pada kondisi seluruhnya, kan tidak," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan melengkapi rambu-rambu di jalur rawan yang sudah diketahui. Karena di rambu-rambu di jalur berbahaya, seperti di sekitar Bukit Bego sudah tersedia, menurutnya tambahan rambu nanti bersifat penguatan. Selain itu juga pengawasan dan penegakan hukum.
"Kalau sudah ada road hazard mapping akan segera kami informasikan, kondisi di mana saja peringatan bagi pengelola pariwisata dan bus pariwisata yang berbahaya. Ketika ada order dari masyarakat, saya mau ke sini, secara mapping bagaimana kondisi di lapangan bisa diketahui. Dia akan memakai kendaraan besar sedang atau seperti apa," ungkapnya.
Yogyakarta: Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan tahapan untuk mengatur jalur rawan kecelakaan, khususnya jalur pariwisata. Langkah ini dilakukan setelah insiden kecelakaan bus pariwisata di
Bukit Bego Dusun Kedungbuweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul yang menewaskan 14 orang pada 6 Februari 2022.
Kepala Dishub DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan, pihaknya menindaklanjuti rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk memetakan jalur berbahaya, khususnya jalur ke destinasi wisata. Pemetaan ini dilakukan bersama lintas instansi, termasuk ahli hingga akademisi.
"Hasil KNKT merekomendasikan ke kami untuk membuat studi atau analisis road hazard mapping. Jadi rute yang memang berbahaya. Kami juga sounding dengan kementerian,' kata Made dihubungi, Kamis, 17 Februari 2022.
Made mengungkapkan, kajian itu tak hanya dilakukan untuk satu daerah saja. Ia menyatakan kajian itu akan menjangkau keberadaan jalur rawan bahaya di seluruh DIY.
Baca: Jalur Bus Pariwisata di Bukit Bego Diubah Usai Terjadi Kecelakaan Maut
Pihaknya hari ini telah berkoordinasi membahas bagian dari tindak lanjut hal itu, termasuk perizinan. Selain itu, pihaknya juga akan mengawasi kendaraan yang berlabel pariwisata.
"Kami juga mengawasi kendaraan pariwisata. Mungkin saja labelnya pariwisata tapi secara peruntukan bukan pariwisata," ujarnya.
Made menyatakan, hasil kajian itu tidak akan cepat bisa selesai. Ia menarget hasil kajian bisa rampung dan bisa direalisasikan tahun ini. Sampai saat ini pihaknya belum memastikan jalur mana menjadi satu arah atau diubah skemanya.
"Sebenarnya kalau kita bicara insiden kemarin karena apa, semua tahu karena human error. Jangan seperti digebyah uyah (disamaratakan), berlaku pada kondisi seluruhnya, kan tidak," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan melengkapi rambu-rambu di jalur rawan yang sudah diketahui. Karena di rambu-rambu di jalur berbahaya, seperti di sekitar Bukit Bego sudah tersedia, menurutnya tambahan rambu nanti bersifat penguatan. Selain itu juga pengawasan dan penegakan hukum.
"Kalau sudah ada
road hazard mapping akan segera kami informasikan, kondisi di mana saja peringatan bagi pengelola pariwisata dan bus pariwisata yang berbahaya. Ketika ada order dari masyarakat, saya mau ke sini, secara mapping bagaimana kondisi di lapangan bisa diketahui. Dia akan memakai kendaraan besar sedang atau seperti apa," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)