Polewali Mandar: Sejumlah perahu nelayan di Takatidung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, rusak akibat dihantam gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari lalu. Para nelayan kini berupaya memperbaiki perahu dibanding membuat baru karena keterbatasan biaya.
Ada 10 perahu nelayan di Kelurahan Takatidung dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kalawa rusak. Gelombang tinggi terjadi akibat cuaca buruk yang melanda wilayah pesisir ini.
Para nelayan pesisir di lingkungan Mangeramba, Kelurahan Takatidung, mulai memperbaiki perahu untuk kembali beraktivitas mencari ikan.
“(Perahunya) tidak bisa dipakai lagi. Yang saya ambil hanya dayungnya. Selebihnya begitu, rusak berkeping-keping,” ujar Tanda, nelayan asal Takatidung, dalam tayangan Headline News, Metro TV, Kamis, 2 Juni 2022.
Baca: Pasca-Banjir Rob, Nelayan di Tuban Kembali Melaut
Perbaikan ini dilakukan dengan mengganti bagian kapal yang sudah rusak dengan papan kayu yang baru. Biaya perbaikan masih lebih terjangkau dibandingkan harus membeli baru yang harganya dapat mencapai puluhan juta rupiah.
"Kita simpan separuh bahannya, karena itu saja yang bisa kita ambil. Lalu diperbaiki,” kata Tanda. (Fatha Annisa)
Polewali Mandar: Sejumlah perahu
nelayan di Takatidung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, rusak akibat dihantam gelombang tinggi yang terjadi beberapa hari lalu. Para nelayan kini berupaya memperbaiki perahu dibanding membuat baru karena keterbatasan biaya.
Ada 10 perahu nelayan di Kelurahan Takatidung dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kalawa rusak. Gelombang tinggi terjadi akibat cuaca buruk yang melanda wilayah pesisir ini.
Para nelayan pesisir di lingkungan Mangeramba, Kelurahan Takatidung, mulai memperbaiki perahu untuk kembali beraktivitas mencari ikan.
“(Perahunya) tidak bisa dipakai lagi. Yang saya ambil hanya dayungnya. Selebihnya begitu, rusak berkeping-keping,” ujar Tanda, nelayan asal Takatidung, dalam tayangan Headline News,
Metro TV, Kamis, 2 Juni 2022.
Baca:
Pasca-Banjir Rob, Nelayan di Tuban Kembali Melaut
Perbaikan ini dilakukan dengan mengganti bagian kapal yang sudah rusak dengan papan kayu yang baru. Biaya perbaikan masih lebih terjangkau dibandingkan harus membeli baru yang harganya dapat mencapai puluhan juta rupiah.
"Kita simpan separuh bahannya, karena itu saja yang bisa kita ambil. Lalu diperbaiki,” kata Tanda.
(Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)