Lebak: Persediaan pangan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, melimpah di tengah pandemi covid-19 dari hasil panen padi huma juga bantuan program sembako dari Kementerian Sosial.
"Kami menyimpan persediaan pangan untuk konsumsi anggota keluarga relatif cukup," kata seorang warga Badui, Santi, 40, ditemui di Kampung Kadu Ketug Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Senin, 22 Maret 2021.
Masyarakat Badui hingga kini belum pernah mengalami kerawanan pangan maupun kelaparan. Karena setiap tahun bisa memanen padi huma di ladang.
Panen padi huma itu nantinya puluhan sampai ratusan ikatan gabah disimpan melalui rumah lumbung atau leuit. Leuit itu sebagai sumber rumah ketersediaan pangan.
"Semua permukiman Badui itu banyak leuit-leuit yang biasanya didirikan di belakang rumah guna memenuhi ketersediaan pangan," jelasnya.
Warga lainnya, Kudil, 45, mengaku hingga kini persediaan pangan melimpah dan tidak pernah membeli beras. Hasil panen padi huma tahun 2020 melimpah disimpan di rumah lumbung pangan dan belum pernah digunakan.
Meski masyarakat Badui bercocok tanamnya di lahan ladang atau kebun. Tetapi produksi pangan surplus dan mencukupi konsumsi keluarga.
"Kami bersama dua anak dan isteri hingga kini belum pernah beli beras," terangnya.
Tetua Adat Badui, Jaro Saija, yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak mengatakan warganya belum pernah terjadi kerawanan pangan karena hasil panen padi huma melimpah.
Saat ini masyarakat Badui mendapatkan 10 kg beras dari Kemensos. Karena masuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Pemberian beras itu tersebar di 68 Kampung Badui Luar dan Badui Dalam. Sehingga dapat memenuhi ketersedian pangan juga mengurangi beban ekonomi 4.000 KK atau 14.600 jiwa.
"Kami berharap jumlah penerima KPM untuk masyarakat Badui kembali ditambah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak Eka Permana mengatakan, selama ini penyaluran sembako berjalan lancar di 28 kecamatan dengan jumlah penerima sebanyak 106.230 KK, termasuk warga Badui.
"Penyaluran bantuan bahan pokok itu untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat dari keluarga miskin yang memiliki KPM itu," katanya.
Meski masyarakat Badui bercocok tanamnya di lahan ladang atau kebun. Tetapi produksi pangan surplus dan mencukupi konsumsi keluarga.
"Kami bersama dua anak dan isteri hingga kini belum pernah beli beras," terangnya.
Tetua Adat Badui, Jaro Saija, yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak mengatakan warganya belum pernah terjadi kerawanan pangan karena hasil panen padi huma melimpah.
Saat ini masyarakat Badui mendapatkan 10 kg beras dari Kemensos. Karena masuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Pemberian beras itu tersebar di 68 Kampung Badui Luar dan Badui Dalam. Sehingga dapat memenuhi ketersedian pangan juga mengurangi beban ekonomi 4.000 KK atau 14.600 jiwa.
"Kami berharap jumlah penerima KPM untuk masyarakat Badui kembali ditambah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak Eka Permana mengatakan, selama ini penyaluran sembako berjalan lancar di 28 kecamatan dengan jumlah penerima sebanyak 106.230 KK, termasuk warga Badui.
"Penyaluran bantuan bahan pokok itu untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat dari keluarga miskin yang memiliki KPM itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
