Surabaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menerjunkan tim mitigasi bencana, ke Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tujuannya untuk melakukan survei geologi, survei seismik dan melakukan foto udara, untuk mengantisipasi longsor susulan.
"Survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor," kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, dikonfirmasi, Kamis, 18 Februari 2021.
Yanuar mengatakan, tim mitigasi masih melakukan survei seismik menggunakan seismograf. Tujuannya untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik, yakni di kaki longsoran, di sekitar lokasi longsor tepatnya di belakang Masjid Riyadhatut Tholibin, dan di badan longsor.
Baca: Enam Korban Longsor di Nganjuk Masih Dicari
"Untuk yang survei udara, dilakukan dengan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsor. Survei seismik juga kita lakukan setiap hari, sebagai bahan kebijakan bagi tim evakuasi korban agar lebih berhati-hati saat bertugas," katanya.
Berdasar survei tersebut, kata Yanuar, didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor. Selain itu, juga ditemukan dua jenis struktur batuan yang berbeda, yakni sisi utara lebih banyak batuan yang mengalami pelapukan, dan sisi selatan merupakan formasi batuan andesit yang masih kuat.
"Survei udara juga menemukan adanya aliran air dari sumber yang berpotensi menambah debit air yang terserap tanah. Kemiringan bidang longsoran juga terpotret maksimum 56 derajat, dan kemarin sore kondisinya juga turun hujan," kata pria yang juga Kepala Biro Umum Pemprov Jatim itu.
Surabaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menerjunkan tim mitigasi bencana, ke Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tujuannya untuk melakukan survei geologi, survei seismik dan melakukan foto udara, untuk mengantisipasi
longsor susulan.
"Survei geologi dilakukan dengan melihat struktur tanah dan batu-batuan di sekitar lokasi longsor," kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, dikonfirmasi, Kamis, 18 Februari 2021.
Yanuar mengatakan, tim mitigasi masih melakukan survei seismik menggunakan seismograf. Tujuannya untuk mengukur indeks kerentanan tanah yang difokuskan di tiga titik, yakni di kaki longsoran, di sekitar lokasi longsor tepatnya di belakang Masjid Riyadhatut Tholibin, dan di badan longsor.
Baca: Enam Korban Longsor di Nganjuk Masih Dicari
"Untuk yang survei udara, dilakukan dengan menggunakan drone di seluruh area lokasi longsor. Survei seismik juga kita lakukan setiap hari, sebagai bahan kebijakan bagi tim evakuasi korban agar lebih berhati-hati saat bertugas," katanya.
Berdasar survei tersebut, kata Yanuar, didapati adanya rekahan-rekahan baru yang searah dengan arah longsor. Selain itu, juga ditemukan dua jenis struktur batuan yang berbeda, yakni sisi utara lebih banyak batuan yang mengalami pelapukan, dan sisi selatan merupakan formasi batuan andesit yang masih kuat.
"Survei udara juga menemukan adanya aliran air dari sumber yang berpotensi menambah debit air yang terserap tanah. Kemiringan bidang longsoran juga terpotret maksimum 56 derajat, dan kemarin sore kondisinya juga turun hujan," kata pria yang juga Kepala Biro Umum Pemprov Jatim itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)