Tangerang: Gubernur Banten Wahidin Halim sangat menyesalkan insiden tawuran yang melibatkan dua kelompok pelajar SMK B Serpong dan SMK SJ Pamulang.
Wahidin ingin sekolah maupun pihak terkait lainnya mengambil pelajaran dari insiden yang melukai satu pelajar tersebut.
"Kejadian ini tidak boleh berulang, karena bukan saja merugikan siswa, sekolah, dan keluarganya, tapi juga merugikan dunia pendidikan," kata Wahidin Halim, Kamis, 2 Agustus 2018.
Wahidin menjelaskan, ke depannya, pihak sekolah harus melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan siswa.
Menurut mantan Wali Kota Tangerang itu, sekolah juga harus memaksimalkan ekstrakurikuler untuk mencegah siswa melakukan perbuatan menyimpang.
"Ya apakah itu ekstrakurikuler atau program lainnya yang dapat menjadi jembatan komunikasi antar sekolah. Sudah saatnya, setiap sekolah berkompetisi dalam prestasi bukan dengan cara-cara yang liar seperti ini," jelas Wahidin.
Polisi Periksa 16 Pelajar
Sementara itu, Polres Tangerang Selatan sudah memeriksa 16 pelajar dari dua sekolah yang terlibat tawuran. Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alexander mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk mencari tahu penyebab tawuran.
"Sudah 16 pelajar kami minta keterangannya, mereka ini yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut," kata Alexander.
Alexander menjelaskan 16 pelajar tersebut turut terlibat saat terjadi tawuran. Namun pihaknya belum akan memberikan sanksi terhadap mereka.
Polisi hingga saat ini, lanjut Alexander, masih terus berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk kepentingan penyelidikan.
"Peserta tawuran sebagian besar sudah penyidik ambil keterangan dan akan diputuskan melalui mekanisme gelar perkara. Saat ini yang utama untuk mendapatkan pelaku penusukannya terlebih dahulu,” jelas Alex.
Tawuran pecah di Jalan Raya Puspiptek, tepat di depan Kompleks Pergudangan Taman Tekno, Bumi Serpong Damai (BSD), Banten, Selasa, 31 Juli 2018. Tawuran melibatkan dua kelompok pelajar SMK B Serpong dan SMK SJ Pamulang.
Satu pelajar terkena sabetan senjata tajam. Hingga saat ini, korban dalam kondisi kritis dan mendapat penanganan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Pelajar SMK B Serpong, Tangerang Selatan, Banten, takut masuk sekolah setelah tawuran terjadi. Namun, sebagian dari mereka tetap masuk sekolah karena tidak mau ketinggalan pelajaran.
"Tapi, jujur saya sebenarnya takut," ungkap Natasya, siswi SMK B, Rabu, 1 Agustus 2018.
Tangerang: Gubernur Banten Wahidin Halim sangat menyesalkan insiden tawuran yang melibatkan dua kelompok pelajar SMK B Serpong dan SMK SJ Pamulang.
Wahidin ingin sekolah maupun pihak terkait lainnya mengambil pelajaran dari insiden yang melukai satu pelajar tersebut.
"Kejadian ini tidak boleh berulang, karena bukan saja merugikan siswa, sekolah, dan keluarganya, tapi juga merugikan dunia pendidikan," kata Wahidin Halim, Kamis, 2 Agustus 2018.
Wahidin menjelaskan, ke depannya, pihak sekolah harus melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan siswa.
Menurut mantan Wali Kota Tangerang itu, sekolah juga harus memaksimalkan ekstrakurikuler untuk mencegah siswa melakukan perbuatan menyimpang.
"Ya apakah itu ekstrakurikuler atau program lainnya yang dapat menjadi jembatan komunikasi antar sekolah. Sudah saatnya, setiap sekolah berkompetisi dalam prestasi bukan dengan cara-cara yang liar seperti ini," jelas Wahidin.
Polisi Periksa 16 Pelajar
Sementara itu, Polres Tangerang Selatan sudah memeriksa 16 pelajar dari dua sekolah yang terlibat tawuran. Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alexander mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk mencari tahu penyebab tawuran.
"Sudah 16 pelajar kami minta keterangannya, mereka ini yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut," kata Alexander.
Alexander menjelaskan 16 pelajar tersebut turut terlibat saat terjadi tawuran. Namun pihaknya belum akan memberikan sanksi terhadap mereka.
Polisi hingga saat ini, lanjut Alexander, masih terus berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk kepentingan penyelidikan.
"Peserta tawuran sebagian besar sudah penyidik ambil keterangan dan akan diputuskan melalui mekanisme gelar perkara. Saat ini yang utama untuk mendapatkan pelaku penusukannya terlebih dahulu,” jelas Alex.
Tawuran pecah di Jalan Raya Puspiptek, tepat di depan Kompleks Pergudangan Taman Tekno, Bumi Serpong Damai (BSD), Banten, Selasa, 31 Juli 2018. Tawuran melibatkan dua kelompok pelajar SMK B Serpong dan SMK SJ Pamulang.
Satu pelajar terkena sabetan senjata tajam. Hingga saat ini, korban dalam kondisi kritis dan mendapat penanganan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Pelajar SMK B Serpong, Tangerang Selatan, Banten, takut masuk sekolah setelah tawuran terjadi. Namun, sebagian dari mereka tetap masuk sekolah karena tidak mau ketinggalan pelajaran.
"Tapi, jujur saya sebenarnya takut," ungkap Natasya, siswi SMK B, Rabu, 1 Agustus 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)