Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pengurangan risiko banjir rob Pekalongan melalui program Flood Resilience Alliance atau kelompok ketahanan banjir untuk wilayah kabupaten dan kota Pekalongan Raya. Wilayah Pekalongan Raya kerap terdampak banjir rob.
Hal itu disampaikan Ganjar, saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebijakan: Masa Depan Pekalongan Konsekuensi dari Setiap Kebijakan dan Aksi yang dilaksanakan di Arrus Hotel, Semarang pada Rabu, 21 September 2022.
"Ada program Flood Resilience Alliance, ini bagus karena ada kepedulian dan tidak terlalu gede karena bicara Pekalongan dan sekitarnya. Maka kabupaten dan kota di Pekalongan akan diselesaikan masalah robnya," ujar Ganjar dalam keterangannya, Rabu, 21 September 2022.
Di hadapan peserta dialog dari jajaran pemerintah kabupaten dan kota serta forkopimda Pekalongan Raya, Ganjar menjelaskan tiga hal. Yakni antisipasi dan penanggulangan banjir rob, pendekatan kepada masyarakat terkait rumah panggung, dan transportasi air hingga alternatif pengosongan pemukiman langganan banjir.war
Sebagai langkah antisipatif, Ganjar menyampaikan penataan kawasan pemukiman tahan banjir seperti yang ada di Belanda. Namun, kendalanya ada pada besarnya anggaran yang harus dikeluarkan.
"Diskusinya saya pantik dengan tiga pertanyaan, pertama penanganan rob itu kita sanggup ngga mengatasi secara fisik, sebenarnya sanggup tapi mahal sekali layaknya beberapa kota di Belanda yang melakukan itu dan dipelihara seumur hidup," jelas Ganjar.
Sebagai lokasi langganan banjir rob, kata Ganjar, warga harus diberikan pengetahuan ihwal pemukiman permanen dan semi permanen. Jika warga tetap bertahan di daerah tersebut, maka sebaiknya membangun rumah panggung.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun siap membantu pembangunan rumah tersebut. Tapi hal itu akan dilakukan jika warga di pemukiman rawan banjir itu sudah bersedia.
"Kemudian apakah kita bisa mendekati masyarakat untuk mereka beradaptasi? Contoh karena areanya sudah tenggelam, maka mereka yang tetep pengen tinggal di situ ya rumahnya panggung. Transportasinya air," ucap Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga memberikan alternatif desalinasi yang bisa direalisasikan pemerintah kabupaten dan kota Pekalongan Raya. Bahkan, alternatif lain seperti pengosongan dan pemindahan pemukiman juga patut dipertimbangkan.
Ganjar menuturkan, pihaknya masih terus melakukan pendekatan dan komunikasi dengan warga terkait rencana pengosongan dan pemindahan pemukiman tersebut.
"Kalau perlu teknologi yang bisa dicarikan altenatif. Umpama desalinasi. Yang paling ekstrem dipindah, maka area itu kita kosongkan. Pemindahan ini kita lagi coba komunikasi seperti yang di Demak. Dekati masyarakat, kalo mau kita bangunkan rumah," jelas Ganjar.
Semarang: Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo melakukan pengurangan risiko banjir
rob Pekalongan melalui program
Flood Resilience Alliance atau kelompok ketahanan banjir untuk wilayah kabupaten dan kota
Pekalongan Raya. Wilayah Pekalongan Raya kerap terdampak banjir rob.
Hal itu disampaikan Ganjar, saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebijakan: Masa Depan Pekalongan Konsekuensi dari Setiap Kebijakan dan Aksi yang dilaksanakan di Arrus Hotel, Semarang pada Rabu, 21 September 2022.
"Ada program
Flood Resilience Alliance, ini bagus karena ada kepedulian dan tidak terlalu gede karena bicara Pekalongan dan sekitarnya. Maka kabupaten dan kota di Pekalongan akan diselesaikan masalah robnya," ujar Ganjar dalam keterangannya, Rabu, 21 September 2022.
Di hadapan peserta dialog dari jajaran pemerintah kabupaten dan kota serta forkopimda Pekalongan Raya, Ganjar menjelaskan tiga hal. Yakni antisipasi dan penanggulangan banjir rob, pendekatan kepada masyarakat terkait rumah panggung, dan transportasi air hingga alternatif pengosongan pemukiman langganan banjir.war
Sebagai langkah antisipatif, Ganjar menyampaikan penataan kawasan pemukiman tahan banjir seperti yang ada di Belanda. Namun, kendalanya ada pada besarnya anggaran yang harus dikeluarkan.
"Diskusinya saya pantik dengan tiga pertanyaan, pertama penanganan rob itu kita sanggup ngga mengatasi secara fisik, sebenarnya sanggup tapi mahal sekali layaknya beberapa kota di Belanda yang melakukan itu dan dipelihara seumur hidup," jelas Ganjar.
Sebagai lokasi langganan banjir rob, kata Ganjar, warga harus diberikan pengetahuan ihwal pemukiman permanen dan semi permanen. Jika warga tetap bertahan di daerah tersebut, maka sebaiknya membangun rumah panggung.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun siap membantu pembangunan rumah tersebut. Tapi hal itu akan dilakukan jika warga di pemukiman rawan banjir itu sudah bersedia.
"Kemudian apakah kita bisa mendekati masyarakat untuk mereka beradaptasi? Contoh karena areanya sudah tenggelam, maka mereka yang tetep pengen tinggal di situ ya rumahnya panggung. Transportasinya air," ucap Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga memberikan alternatif desalinasi yang bisa direalisasikan pemerintah kabupaten dan kota Pekalongan Raya. Bahkan, alternatif lain seperti pengosongan dan pemindahan pemukiman juga patut dipertimbangkan.
Ganjar menuturkan, pihaknya masih terus melakukan pendekatan dan komunikasi dengan warga terkait rencana pengosongan dan pemindahan pemukiman tersebut.
"Kalau perlu teknologi yang bisa dicarikan altenatif. Umpama desalinasi. Yang paling ekstrem dipindah, maka area itu kita kosongkan. Pemindahan ini kita lagi coba komunikasi seperti yang di Demak. Dekati masyarakat, kalo mau kita bangunkan rumah," jelas Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)