Solo: Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap keberadaan virus cacar monyet yang saat ini sudah mulai masuk ke Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, di antaranya rumah sakit dan organisasi profesi.
Ia mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari kewaspadaan dini terhadap cacar monyet.
"Kami sudah ketemu dengan rumah sakit agar meningkatkan kewaspadaan, ada prosedur surveilansnya. Begitu ada info itu (cacar monyet masuk ke Indonesia) kami langsung konsolidasi dengan rumah sakit," terang dia.
Sementara itu, mengenai gejala penderita cacar monyet, menurut dia, hampir sama dengan cacar air, di antaranya panas, merasa lelah, dan timbul bintik-bintik merah. Bedanya untuk cacar monyet ini penularannya lebih cepat dan ukuran bintik-bintik merah lebih besar dibandingkan dengan cacar air biasa.
"Memang ada masa inkubasinya (virus), secara fisik gejalanya hampir sama dengan cacar air tapi lebih masif," katanya.
Meski penyakit akibat serangan virus tersebut dapat sembuh dengan sendirinya, namun jika kondisi pasien berat bisa juga menimbulkan kematian seperti halnya covid-19.
"Yang lebih rentan tertular usia 40 tahun ke atas. Yang lebih terproteksi yang muda, kan daya tahannya lebih kuat," ucap Siti.
Terkait penyakit tersebut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat agar lebih menjaga kebersihan. "Masyarakat agar lebih hati-hati, sering cuci tangan," ujarnya.
Ia menambahkan sejauh ini juga belum diketahui apakah nanti akan ada vaksinasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi penyebaran cacar monyet.
"Saya enggak tahu vaksinasinya seperti apa nanti," ungkap dia.
Solo: Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap keberadaan
virus cacar monyet yang saat ini sudah mulai masuk ke Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, di antaranya rumah sakit dan organisasi profesi.
Ia mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari kewaspadaan dini terhadap cacar monyet.
"Kami sudah ketemu dengan rumah sakit agar
meningkatkan kewaspadaan, ada prosedur surveilansnya. Begitu ada info itu (cacar monyet masuk ke Indonesia) kami langsung konsolidasi dengan rumah sakit," terang dia.
Sementara itu, mengenai gejala penderita cacar monyet, menurut dia, hampir sama dengan cacar air, di antaranya panas, merasa lelah, dan timbul bintik-bintik merah. Bedanya untuk cacar monyet ini penularannya lebih cepat dan ukuran bintik-bintik merah lebih besar dibandingkan dengan cacar air biasa.
"Memang ada masa inkubasinya (virus), secara fisik gejalanya hampir sama dengan cacar air tapi lebih masif," katanya.
Meski penyakit akibat serangan virus tersebut dapat sembuh dengan sendirinya, namun jika kondisi pasien berat bisa juga menimbulkan kematian seperti halnya covid-19.
"Yang lebih rentan tertular usia 40 tahun ke atas. Yang lebih terproteksi yang muda, kan daya tahannya lebih kuat," ucap Siti.
Terkait penyakit tersebut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat agar lebih menjaga kebersihan. "Masyarakat agar lebih hati-hati, sering cuci tangan," ujarnya.
Ia menambahkan sejauh ini juga belum diketahui apakah nanti akan ada vaksinasi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi penyebaran cacar monyet.
"Saya enggak tahu vaksinasinya seperti apa nanti," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)