Metrotvenws.com, Jakarta: Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi menilai lemahnya koordinasi intelijen yang dimiliki sejumlah sektor aparat keamanan menjadi penyebab terjadinya insiden bentrokan di Kecamatan Gunung Makmur, Aceh Singkil, Selasa 13 Oktober. Ia pun meminta setiap aparat keamanan kembali memperkuat koordinasi intelijennya agar insiden ini tidak kembali terulang.
"Saya melihat intelijennya tidak lemah, tapi koordinasinya yang harus diperkuat," ujar Hasyim ketika ditemui di sela pertemuan Hikmah Hijriah untuk Restorasi Indonesia dalam rangkaian HUT ke-4 Partai NasDem di Kantor DPW NasDem di Surabaya, Rabu (14/10/2015) malam.
Menurut dia, badan intelijen di semua sektor, yakni Badan Intelijen Negara (BIN), intelijen kepolisian, intelijen TNI, intelijen pemerintah daerah maupun intelijen kejaksaan, diharapkan bisa semakin memperkuat diri.
"Masing-masing sektor itu punya intelijen sendiri-sendiri, tapi tidak bergerak simultan karena belum ada undang-undang yang terpadu. Nah, disitulah masalahnya, bukan kualitas penyelenggara intelijennya," ucapnya.
Sebagai salah satu bentuk antisipasi, kata dia, sangat diperlukan penyadaran ke masyarakat dan peningkatan kemampuan pertahanan keamanan Negara, baik secara sistem maupun secara penyelenggara keamanan itu sendiri.
Terkait tindak lanjut atas insiden ini, Hasyim menyarankan pemerintah segera melakukan investigasi dari dua sisi, yakni sisi kejadian dan sesi kemungkinan karena didesain.
Jika dilihat dari sisi kejadiannya, kata dia, insiden ini tentu merupakan kriminalitas yang dibungkus agama. Sehingga, perlu adanya sikap tegas dari aparat penegak hukum.
Sedangkan dari sisi lainnya, lanjut dia, pemerintah harus memperbaiki sistem pertahanan keamanan negara, sehingga tidak sampai menjadi korban desain dari orang lain.
"Itu saja kok obatnya. Tapi kalau tidak dilakukan maka terus seperti ini," kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang tersebut.
Ia juga mencatat, dua kejadian terakhir di Indonesia, yakni di Tolikara yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat 17 Agustus dan di Aceh Singkil pada Selasa 13 Oktober bertepatan dengan Tahun Baru Islam, merupakan rentetan insiden yang perlu diivestigasi mendalam.
Metrotvenws.com, Jakarta: Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi menilai lemahnya koordinasi intelijen yang dimiliki sejumlah sektor aparat keamanan menjadi penyebab terjadinya insiden bentrokan di Kecamatan Gunung Makmur, Aceh Singkil, Selasa 13 Oktober. Ia pun meminta setiap aparat keamanan kembali memperkuat koordinasi intelijennya agar insiden ini tidak kembali terulang.
"Saya melihat intelijennya tidak lemah, tapi koordinasinya yang harus diperkuat," ujar Hasyim ketika ditemui di sela pertemuan Hikmah Hijriah untuk Restorasi Indonesia dalam rangkaian HUT ke-4 Partai NasDem di Kantor DPW NasDem di Surabaya, Rabu (14/10/2015) malam.
Menurut dia, badan intelijen di semua sektor, yakni Badan Intelijen Negara (BIN), intelijen kepolisian, intelijen TNI, intelijen pemerintah daerah maupun intelijen kejaksaan, diharapkan bisa semakin memperkuat diri.
"Masing-masing sektor itu punya intelijen sendiri-sendiri, tapi tidak bergerak simultan karena belum ada undang-undang yang terpadu. Nah, disitulah masalahnya, bukan kualitas penyelenggara intelijennya," ucapnya.
Sebagai salah satu bentuk antisipasi, kata dia, sangat diperlukan penyadaran ke masyarakat dan peningkatan kemampuan pertahanan keamanan Negara, baik secara sistem maupun secara penyelenggara keamanan itu sendiri.
Terkait tindak lanjut atas insiden ini, Hasyim menyarankan pemerintah segera melakukan investigasi dari dua sisi, yakni sisi kejadian dan sesi kemungkinan karena didesain.
Jika dilihat dari sisi kejadiannya, kata dia, insiden ini tentu merupakan kriminalitas yang dibungkus agama. Sehingga, perlu adanya sikap tegas dari aparat penegak hukum.
Sedangkan dari sisi lainnya, lanjut dia, pemerintah harus memperbaiki sistem pertahanan keamanan negara, sehingga tidak sampai menjadi korban desain dari orang lain.
"Itu saja kok obatnya. Tapi kalau tidak dilakukan maka terus seperti ini," kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang tersebut.
Ia juga mencatat, dua kejadian terakhir di Indonesia, yakni di Tolikara yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat 17 Agustus dan di Aceh Singkil pada Selasa 13 Oktober bertepatan dengan Tahun Baru Islam, merupakan rentetan insiden yang perlu diivestigasi mendalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)