medcom.id, Surabaya: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan pihaknya tidak terpengaruh dengan aksi penolakan oleh sekelompok warga di lokalisasi Dolly. Risma pun memastikan tetap menutup Dolly pada 18 Juni mendatang.
Hal tersebut dikatakan Risma usai memberikan bantuan modal usaha terhadap warga terdampak penutupan lokalisasi, Senin (6/9/2014).
Pemkot Surabaya hingga kini pun terus mematangkan rencana penutupan lokalisasi Dolly pada 18 Juni mendatang, salah satunya dengan memberikan bantuan terhadap sejumlah warga yang akan terdampak penutupan lokalisasi tersebut. Bantuan yang diberikan antara lain perlengkapan serta modal usaha bagi warga dan pedagang yang selama ini menggantungkan hidup di lokalisasi yang pernah disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.
Risma menegaskan tidak terpengaruh dengan aksi penolakan karena penutupan ini juga merupakan keinginan sebagian warga di lokalisasi yang menuntut adanya perubahan di lingkungan mereka. Selain itu, penutupan ini juga dilakukan untuk menghentikan terjadinya kasus trafficking yang kerap terjadi di lokalisasi Dolly.
Menurut rencana, setelah ditutup, seluruh wisma akan dibeli oleh Pemkot Surabaya dan selanjutnya diubah menjadi pusat perekonomian warga sekitar. Di antaranya dengan mendirikan sentra pedagang kaki lima, perpustakaan, hingga taman kota untuk kepentingan bersama.
medcom.id, Surabaya: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan pihaknya tidak terpengaruh dengan aksi penolakan oleh sekelompok warga di lokalisasi Dolly. Risma pun memastikan tetap menutup Dolly pada 18 Juni mendatang.
Hal tersebut dikatakan Risma usai memberikan bantuan modal usaha terhadap warga terdampak penutupan lokalisasi, Senin (6/9/2014).
Pemkot Surabaya hingga kini pun terus mematangkan rencana penutupan lokalisasi Dolly pada 18 Juni mendatang, salah satunya dengan memberikan bantuan terhadap sejumlah warga yang akan terdampak penutupan lokalisasi tersebut. Bantuan yang diberikan antara lain perlengkapan serta modal usaha bagi warga dan pedagang yang selama ini menggantungkan hidup di lokalisasi yang pernah disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.
Risma menegaskan tidak terpengaruh dengan aksi penolakan karena penutupan ini juga merupakan keinginan sebagian warga di lokalisasi yang menuntut adanya perubahan di lingkungan mereka. Selain itu, penutupan ini juga dilakukan untuk menghentikan terjadinya kasus
trafficking yang kerap terjadi di lokalisasi Dolly.
Menurut rencana, setelah ditutup, seluruh wisma akan dibeli oleh Pemkot Surabaya dan selanjutnya diubah menjadi pusat perekonomian warga sekitar. Di antaranya dengan mendirikan sentra pedagang kaki lima, perpustakaan, hingga taman kota untuk kepentingan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)