Kulon Progo: Pemerintah pusat meminta Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperluas jangkauan tracing kasus covid-19. Setiap muncul satu kasus, sebisa mungkin bisa menjangkau hingga lebih dari tiga orang.
"Kasus konfirmasi di Kulon Progo masih di atas 150 hingga 200, PPKM di level 4. Tugas kami harus banyak tracing kontak erat. Meski ada kendala, karena rata-rata kontak erat baru (menjangkau) 2-3 orang," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat meninjau proses vaksinasi di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Menurut Hadi, jangkauan tracing perlu diperluas. Setiap kasus, kata dia, harapannya bisa sampai enam hingga delapan orang.
Pihaknya juga mengingatkan agar orang yang positif covid-19 bersedia isolasi di shelter atau dirawat di rumah sakit. Menurut dia, isolasi di selter atau pun rumah sakit akan menjamin terpantaunya kondisi yang bersangkutan.
"TNI, Polri, Pemda, dan Puskesmas, harus kerja keras untuk megimbau masyarakat isoter (isolasi terpadu), kecuali hasil tracing kontak erat negatif bisa karantina di rumah," ungkapnya.
Baca juga: Dinkes OKU Targetkan 36.926 Anak Divaksinasi Covid-19
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menambahkan, tren penurunan kasus covid-19 di Yogyakarta menjadi kabar baik. Dalam sepekan terakhir, rincian kasus covid-19 baru yang dirilis pemerintah DIY yakni 820 (20 Agustus); 1.175 (19 Agustus); 634 (18 Agustus); 1.106 (17 Agustus); 702 (16 Agustus); 933 (15 Agustus); dan 1.788 (14 Agustus). Total kasus covid-19 sebanyak 142.895.
"Alhamdulillah Yogya (kasus covid-19) trennya mulai menurun. Tapi virus ini masih agak lama hidup bersama kita," kata Menteri Budi.
Ia berharap masyarakat bisa mengikuti anjuran pemerintah agar mau divaksin. Selain itu, apabila ada yang positif covid-19 bersedia untuk diperiksa dan ditracing, atau lapor ke Puskesmas setempat.
"Ini supaya bisa di tes. Insyaallah jika dirawat di selter dan rumah sakit, lebih 95 persen sembuh," katanya.
Menurut dia, sempat terjadi tingginya kasus kematian di Yogyakarta karena terlambat dalam penanganan. Pasien covid-19 yang isolasi mandiri tidak terpantau petugas kesehatan dan terlambat saat dibawa ke rumah sakit.
"Jangan takut dites, jangan takut dilacak. Bisa dirawat di isolasi terpusat maupun di rumah sakit agar terjamin," ungkapnya.
Kulon Progo: Pemerintah pusat meminta Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperluas jangkauan tracing
kasus covid-19. Setiap muncul satu kasus, sebisa mungkin bisa menjangkau hingga lebih dari tiga orang.
"Kasus konfirmasi di Kulon Progo masih di atas 150 hingga 200, PPKM di level 4. Tugas kami harus banyak tracing kontak erat. Meski ada kendala, karena rata-rata kontak erat baru (menjangkau) 2-3 orang," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat meninjau proses vaksinasi di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Menurut Hadi, jangkauan tracing perlu diperluas. Setiap kasus, kata dia, harapannya bisa sampai enam hingga delapan orang.
Pihaknya juga mengingatkan agar orang yang positif covid-19 bersedia isolasi di
shelter atau dirawat di rumah sakit. Menurut dia, isolasi di selter atau pun rumah sakit akan menjamin terpantaunya kondisi yang bersangkutan.
"TNI, Polri, Pemda, dan Puskesmas, harus kerja keras untuk megimbau masyarakat isoter (isolasi terpadu), kecuali hasil tracing kontak erat negatif bisa karantina di rumah," ungkapnya.
Baca juga:
Dinkes OKU Targetkan 36.926 Anak Divaksinasi Covid-19
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menambahkan, tren penurunan kasus covid-19 di Yogyakarta menjadi kabar baik. Dalam sepekan terakhir, rincian kasus covid-19 baru yang dirilis pemerintah DIY yakni 820 (20 Agustus); 1.175 (19 Agustus); 634 (18 Agustus); 1.106 (17 Agustus); 702 (16 Agustus); 933 (15 Agustus); dan 1.788 (14 Agustus). Total kasus covid-19 sebanyak 142.895.
"Alhamdulillah Yogya (kasus covid-19) trennya mulai menurun. Tapi virus ini masih agak lama hidup bersama kita," kata Menteri Budi.
Ia berharap masyarakat bisa mengikuti anjuran pemerintah agar mau divaksin. Selain itu, apabila ada yang positif covid-19 bersedia untuk diperiksa dan ditracing, atau lapor ke Puskesmas setempat.
"Ini supaya bisa di tes. Insyaallah jika dirawat di selter dan rumah sakit, lebih 95 persen sembuh," katanya.
Menurut dia, sempat terjadi tingginya kasus kematian di Yogyakarta karena terlambat dalam penanganan. Pasien covid-19 yang isolasi mandiri tidak terpantau petugas kesehatan dan terlambat saat dibawa ke rumah sakit.
"Jangan takut dites, jangan takut dilacak. Bisa dirawat di isolasi terpusat maupun di rumah sakit agar terjamin," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)