Malang: Pelajar putri yang dianiaya dan dipersekusi oleh sejumlah wanita dan pria di Kota Malang, Jawa Timur, disebut sempat mengalami pencabulan. Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum korban, Do Merda Al Romdhoni dan Leo A Permana.
Kuasa hukum menyebut, dugaan kuat korban dianiaya akibat akal licik pelaku utama seorang pria yang mencabulinya.
Merda menjelaskan, permasalahan itu berawal dari terduga pelaku pria dewasa yang memperdaya korban untuk datang ke rumahnya di kawasan Teluk Grajakan pada Kamis, 18 November 2021.
"Pelaku pria diduga mencabulinya," paparnya, Senin, 22 November 2021.
Namun perbuatan pria itu diketahui oleh sang istri yang kemudian membuatnya marah. Sekitar pukul 15.00 WIB di hari yang sama, pelaku mengirim 8 remaja yang merupakan tetangga sekitar panti asuhan untuk menjemput korban.
Baca juga: Korban Persekusi dan Pencabulan Ternyata Besar di Panti Asuhan
"Jadi setelah dia ketahuan istrinya, pelaku pria memiliki alibi bila dia digoda oleh korban. Hal itulah yang membuat istrinya emosi lalu mengajak rekan-rekannya yang berjumlah sekitar 8 orang membawanya ke lapangan. Kemudian penganiayaan itu pun terjadi," jelasnya.
Menurut Merda, korban berusia 13 tahun dan merupakan siswa kelas 6 di SD swasta. Korban adalah penghuni salah satu panti asuhan di Kota Malang.
"Korban sehari-hari tinggal di panti asuhan karena memang orang tuanya miskin. Ibunya asisten rumah tangga, bapaknya ODGJ (orang dengan gangguan jiwa)," imbuhnya.
Merda menambahkan, korban yang mendapat penganiayaan secara beramai-ramai oleh pelaku saat ini dalam kondisi trauma berat. Korban tidak mau ditemui siapapun dan selalu ketakutan setiap melihat orang tidak dikenal.
Remaja putri tersebut mengalami penganiayaan yakni pemukulan, kekerasan verbal, hingga pelecehan oleh para pelaku. Dalam video berdurasi sekitar 2,5 menit, korban tampak terduduk sambil dikelilingi sejumlah orang yang mencemooh dirinya.
Malang:
Pelajar putri yang dianiaya dan dipersekusi oleh sejumlah wanita dan pria di Kota Malang, Jawa Timur, disebut sempat mengalami pencabulan. Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum korban, Do Merda Al Romdhoni dan Leo A Permana.
Kuasa hukum menyebut, dugaan kuat korban dianiaya akibat akal licik pelaku utama seorang pria yang mencabulinya.
Merda menjelaskan, permasalahan itu berawal dari terduga pelaku pria dewasa yang memperdaya korban untuk datang ke rumahnya di kawasan Teluk Grajakan pada Kamis, 18 November 2021.
"Pelaku pria diduga mencabulinya," paparnya, Senin, 22 November 2021.
Namun perbuatan pria itu diketahui oleh sang istri yang kemudian membuatnya marah. Sekitar pukul 15.00 WIB di hari yang sama, pelaku mengirim 8 remaja yang merupakan tetangga sekitar
panti asuhan untuk menjemput korban.
Baca juga:
Korban Persekusi dan Pencabulan Ternyata Besar di Panti Asuhan
"Jadi setelah dia ketahuan istrinya, pelaku pria memiliki alibi bila dia digoda oleh korban. Hal itulah yang membuat istrinya emosi lalu mengajak rekan-rekannya yang berjumlah sekitar 8 orang membawanya ke lapangan. Kemudian penganiayaan itu pun terjadi," jelasnya.
Menurut Merda, korban berusia 13 tahun dan merupakan siswa kelas 6 di SD swasta. Korban adalah penghuni salah satu panti asuhan di Kota Malang.
"Korban sehari-hari tinggal di panti asuhan karena memang orang tuanya miskin. Ibunya asisten rumah tangga, bapaknya ODGJ (orang dengan gangguan jiwa)," imbuhnya.
Merda menambahkan, korban yang mendapat penganiayaan secara beramai-ramai oleh pelaku saat ini dalam kondisi trauma berat. Korban tidak mau ditemui siapapun dan selalu ketakutan setiap melihat orang tidak dikenal.
Remaja putri tersebut mengalami penganiayaan yakni pemukulan, kekerasan verbal, hingga pelecehan oleh para pelaku. Dalam video berdurasi sekitar 2,5 menit, korban tampak terduduk sambil dikelilingi sejumlah orang yang mencemooh dirinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
