Malang: Para korban penipuan arisan bodong dan investasi online senilai Rp1,5 miliar mendatangi Mapolresta Malang, Rabu 30 Juni 2021. Mereka melaporkan pengelola arisan online Nurul Anisa atas dugaan penipuan dan penggelapan.
Para korban yang didominasi ibu-ibu muda ini mengaku telah menyetorkan uang sejak Januari tahun lalu. Namun, hingga kini uang yang dijanjikan tidak kunjung cair, sementara pengelola justru menghilang.
Mereka mengaku terpaksa melapor polisi karena tidak ada niat baik pelaku untuk mengembalikan uang. Sebaliknya, yang bersangkutan justru menghilang.
"Kami sudah berupaya mencari terlapor melalui alamat rumah, berdasarkan data KTP. Tetapi dia tidak ada di tempat," kata salah seorang korban AJ, Kamis, 1 Juli 2021.
Menurut AJ, para peserta arisan menyetorkan uang dalam jumlah berbeda, tergantung investasi yang disepakati. Namun, jika diakumulasi, jumlahnya mencapai Rp1,5 miliar.
Dia mengaku rugi hingga Rp29 juta akibat investasi bodong itu. Dia mengaku tertarik lantaran dijanjikan oleh Nurul Annisa keuntungan berlipat hingga Rp37,3 juta dalam beberapa bulan saja.
"Namun saat giliran tanggal saya dapat dan pencairan, saya tanya, dia banyak alasan, mulai dari ATM-nya limit dan paling banyak sendiri nominalnya," terangnya.
Baca: Kepolisian Deli Serdang Selidiki Kasus Dugaan Penipuan Yayasan Sari Asih Nusantara
Oleh kepolisian, para ibu disarankan mengirimkan somasi pertama ke keluarga Nurul Annisa. "Bila tak ada respon, baru nanti berkasnya akan ditindaklanjuti penyidik," tutur AJ.
Nantinya, somasi tersebut bakal dikirim ke alamat keluarganya di Palmerah, Buring, Kota Malang. Sebab, alamat sesuai KTP di Bandulan ternyata telah kosong. Selain itu, Nurul Annisa juga tak ditemukan di alamat domisilinya di Selorejo, Kota Malang.
Malang: Para korban penipuan arisan bodong dan investasi
online senilai Rp1,5 miliar mendatangi Mapolresta Malang, Rabu 30 Juni 2021. Mereka melaporkan pengelola arisan
online Nurul Anisa atas dugaan
penipuan dan
penggelapan.
Para korban yang didominasi ibu-ibu muda ini mengaku telah menyetorkan uang sejak Januari tahun lalu. Namun, hingga kini uang yang dijanjikan tidak kunjung cair, sementara pengelola justru menghilang.
Mereka mengaku terpaksa melapor polisi karena tidak ada niat baik pelaku untuk mengembalikan uang. Sebaliknya, yang bersangkutan justru menghilang.
"Kami sudah berupaya mencari terlapor melalui alamat rumah, berdasarkan data KTP. Tetapi dia tidak ada di tempat," kata salah seorang korban AJ, Kamis, 1 Juli 2021.
Menurut AJ, para peserta arisan menyetorkan uang dalam jumlah berbeda, tergantung investasi yang disepakati. Namun, jika diakumulasi, jumlahnya mencapai Rp1,5 miliar.
Dia mengaku rugi hingga Rp29 juta akibat investasi bodong itu. Dia mengaku tertarik lantaran dijanjikan oleh Nurul Annisa keuntungan berlipat hingga Rp37,3 juta dalam beberapa bulan saja.
"Namun saat giliran tanggal saya dapat dan pencairan, saya tanya, dia banyak alasan, mulai dari ATM-nya limit dan paling banyak sendiri nominalnya," terangnya.
Baca:
Kepolisian Deli Serdang Selidiki Kasus Dugaan Penipuan Yayasan Sari Asih Nusantara
Oleh kepolisian, para ibu disarankan mengirimkan somasi pertama ke keluarga Nurul Annisa. "Bila tak ada respon, baru nanti berkasnya akan ditindaklanjuti penyidik," tutur AJ.
Nantinya, somasi tersebut bakal dikirim ke alamat keluarganya di Palmerah, Buring, Kota Malang. Sebab, alamat sesuai KTP di Bandulan ternyata telah kosong. Selain itu, Nurul Annisa juga tak ditemukan di alamat domisilinya di Selorejo, Kota Malang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)