Bogor: Masyarakat Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menolak pembangunan pagar beton seluas 85 hektare di area perbukitan. Warga khawatir pembangunan dapat memicu pergerakan tanah dan longsor.
Ketua RT 02 Kampung Legok Nangka, Jajuli, mengatakan, pada 2016 silam kawasan perbukitan Desa Gunung Geulis longsor. Pembangunan pagar beton, kata dia, hanya akan memperluas potensi bencana alam.
"Ini mengancam keselamatan ratusan warga yang bermukim tepat di bawah area pembangunan pagar beton," kata dia, Rabu, 27 November 2019.
Menurut Jajuli, selama dua bulan terakhir pengerjaan pagar beton seluas 85 hektare yang nantinya dijadikan kawasan wisata oleh PT Karunia Alam Abadi Agung (KAAA) sangat meresahkan. Lahan yang dipakai untuk pembangunan pun kontur tanahnya labil.
"Ada sekitar 335 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Legok Nangka. Kontur tanah di Desa Gunung Geulis tidak stabil, terlebih saat ini masuk musim penghujan," bebernya.
Zenal, 56, warga Kampung Legok Nangka menjelaskan, selama satu bulan terakhir warga sudah mengadukan pengerjaan pagar beton yang dilakukan oleh PT KAAA ke kepala desa dan camat. Bahkan warga juga melakukan aksi pengadangan alat berat yang memasuki kawasan tersebut.
"Saat ini aktivitas pembangunan pagar beton dihentikan (sementara)," imbuh dia.
Bogor: Masyarakat Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menolak pembangunan pagar beton seluas 85 hektare di area perbukitan. Warga khawatir pembangunan dapat memicu pergerakan tanah dan longsor.
Ketua RT 02 Kampung Legok Nangka, Jajuli, mengatakan, pada 2016 silam kawasan perbukitan Desa Gunung Geulis longsor. Pembangunan pagar beton, kata dia, hanya akan memperluas potensi bencana alam.
"Ini mengancam keselamatan ratusan warga yang bermukim tepat di bawah area pembangunan pagar beton," kata dia, Rabu, 27 November 2019.
Menurut Jajuli, selama dua bulan terakhir pengerjaan pagar beton seluas 85 hektare yang nantinya dijadikan kawasan wisata oleh PT Karunia Alam Abadi Agung (KAAA) sangat meresahkan. Lahan yang dipakai untuk pembangunan pun kontur tanahnya labil.
"Ada sekitar 335 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Legok Nangka. Kontur tanah di Desa Gunung Geulis tidak stabil, terlebih saat ini masuk musim penghujan," bebernya.
Zenal, 56, warga Kampung Legok Nangka menjelaskan, selama satu bulan terakhir warga sudah mengadukan pengerjaan pagar beton yang dilakukan oleh PT KAAA ke kepala desa dan camat. Bahkan warga juga melakukan aksi pengadangan alat berat yang memasuki kawasan tersebut.
"Saat ini aktivitas pembangunan pagar beton dihentikan (sementara)," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)