Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019) FOTO:ANT/Marius Wonyewun
Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019) FOTO:ANT/Marius Wonyewun

Kapolri Sesalkan Pedemo di Papua Ricuh

Kautsar Widya Prabowo • 24 September 2019 15:35
Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyesalkan aksi di Wamena, Papua, berakhir ricuh. Tito memastikan massa sebelumnya kooperatif dan bersedia diamankan. 
 
"Sampai di Expo Wamena di luar dugaan, yang tadinya kooperatif tiba-tiba menyerang petugas," ujar Tito di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 24 September 2019. 
 
Tito menyebut jumlah massa yang dibawa petugas saat itu 300 lebih. Sementara jumlah petugas tak sebanding. Massa menyerang petugas dengan senjata tajam, senjata pemukul dan batu. 

"Ada satu anggota TNI yang gugur di tempat, yang menyupiri mereka," ungkapnya. 
 
Tito menerangkan, setelah menyerang petugas di kendaran, massa melanjutkan aksi anarkistis ke petugas di jalan. Sehingga petugas melakukan penindakan karena massa menggunakan senjata mematikan. 
 
"Ini dari kelompok perusuh. Demo kalau damai treatment-nya damai. Kalau perusuh, soft tidak bisa, ya upaya paksa dan itu diatur dalam prinsip hukum internasional dan nasional soal upaya paksa," ujarnya. 
 
Tito menyesalkan kekerasan yang dipakai perusuh. Dia menegaskan, kekerasan pertama kali dilakukan oleh kelompok massa, bukan aparat. 
 
"Diawali oleh pedemo yang jadi perusuh. Yang gugur pertama kali anggota TNI yang menyupiri mereka," ulang Tito. 
 
Demonstrasi yang berlangsung di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Senin, 23 September 2019, berlangsung ricuh. Sebanyak 26 orang tewas: 22 korban warga pendatang, sedangkan sisanya warga Papua asli.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan