Jepara: Semua desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sudah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namum dari 184 desa yang ada di Jepara, hanya satu BUMDes yang berkembang, yaitu Desa Mangunan, Kecamatan Tahunan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pada Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara, Suharsana, mengatakan BUMDes di Desa Mangunan saat ini menjadi yang terbaik di Jepara. Yaitu bergerak dibidang usaha toko mebel, penanganan beras, dan simpan pinjam.
"Dari 184 desa, satu desa BUMDesnya berkembang, yaitu Desa Mangunan. Kemudian 90 desa BUMDesnya tumbuh, dan 93 desa BUMDesnya tingkatnya dasar," kata Suharsana saat dikonfirmasi, Kamis, 12 Desember 2019.
Suharsana menjelaskan BUMDes pada tingkat tumbuh sudah mampu mengembangkan unit usaha. Dari unit usaha dasar, yaitu simpan pinjam ditambah unit usaha lain. Itu seperti pembuatan makanan dan toko bahan bangunan. Sementara BUMDes dengan tingkat dasar hanya bergerak dibidang simpan pinjam atau peternakan.
"Memang belum ada BUMDes yang menonjol," jelas Suharsana.
Keberhasilan pengelolaan BUMDes dipengaruhi kebijakan pemerintah desa dan kreativitas pengelola. Itu sebabnya setiap tahun Dinsospermades menyelenggarakan pembinaan desa dan pengelola BUMDes. Serta, menggelar Festival BUMDes.
"Biasanya Kepala Desa dan pengelola BUMDes saling menunggu. Dan kami tidak bisa meminta desa harus begini, karena itu otonomi desa. Kami hanya bisa mengarahkan dan mengingatkan," pungkas Suharsana.
Jepara: Semua desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sudah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namum dari 184 desa yang ada di Jepara, hanya satu BUMDes yang berkembang, yaitu Desa Mangunan, Kecamatan Tahunan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pada Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara, Suharsana, mengatakan BUMDes di Desa Mangunan saat ini menjadi yang terbaik di Jepara. Yaitu bergerak dibidang usaha toko mebel, penanganan beras, dan simpan pinjam.
"Dari 184 desa, satu desa BUMDesnya berkembang, yaitu Desa Mangunan. Kemudian 90 desa BUMDesnya tumbuh, dan 93 desa BUMDesnya tingkatnya dasar," kata Suharsana saat dikonfirmasi, Kamis, 12 Desember 2019.
Suharsana menjelaskan BUMDes pada tingkat tumbuh sudah mampu mengembangkan unit usaha. Dari unit usaha dasar, yaitu simpan pinjam ditambah unit usaha lain. Itu seperti pembuatan makanan dan toko bahan bangunan. Sementara BUMDes dengan tingkat dasar hanya bergerak dibidang simpan pinjam atau peternakan.
"Memang belum ada BUMDes yang menonjol," jelas Suharsana.
Keberhasilan pengelolaan BUMDes dipengaruhi kebijakan pemerintah desa dan kreativitas pengelola. Itu sebabnya setiap tahun Dinsospermades menyelenggarakan pembinaan desa dan pengelola BUMDes. Serta, menggelar Festival BUMDes.
"Biasanya Kepala Desa dan pengelola BUMDes saling menunggu. Dan kami tidak bisa meminta desa harus begini, karena itu otonomi desa. Kami hanya bisa mengarahkan dan mengingatkan," pungkas Suharsana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)