Makassar: Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar H Syamsu Rizal mengatakan hampir setiap hari jajarannya menemukan pedonor yang terinfeksi virus HIV/AIDS. Indikasi tersebut diketahui setelah petugas melakukan pemeriksaan laboratorium.
"Hampir setiap hari ada yang ditemukan terinfeksi HIV/AIDS dan itu setelah ditelusuri mereka para pendatang atau transit," kata Syamsu di Makassar, Rabu, 16 Oktober 2019.
Syamsu menjelaskan jika petugas menemukan penderita yang terinfeksi HIV/AIDS, petugas kemudian memberikan laporan hasil laboratorium ke Dinas Keseatan untuk ditindaklajuti.
Menurut Syamsu kasus HIV/AIDS yang sudah sekitar 10 ribu dari total kasus sebanyak 13 ribu lebih di Sulawesi Selatan, tidak boleh dianggap sepele, karena kasus HIV/AIDS ini memiliki efek gunung es. Di Kota Makassar yang berpenduduk 1,7 juta jiwa, rationya dapat menjadi 1:17 atau sekitar 10 persen.
"Artinya jika ada 17 orang maka satu orang diantaranya pengidap HIV/AIDS, ini harus menjadi perhatian bersama dan harus bersama-sama menggencarkan sosialisasi dan upaya pencegahannya," jelas Syamsu.
Syamsu meminta semua pihak mengambil peran untuk membantu pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, bukan mengucilkan yang positif HIV/AIDS dari lingkungan keluarga atau masyarakat. Pemerintah juga diminta merangkul untuk bersama-sama mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS.
"Sementara pemerintah selaku pengambil kebijakan harus memiliki keberpihakan pada kelompok minoritas ini dan tidak menganggapnya sebagai beban masyarakat dan pemerintah, tetapi harus dirangkul dan memberdayakan kembali," ungkap Syamsu.
Karena itu kata mantan Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Makassar ini, kasus HIV/AIDS yang dianggap sebagai bahaya laten masyarakat harus dipahami bahwa sama pentingnya dengan upaya pencegahan terorisme yang juga dianggap sebagai ancaman laten.
Makassar: Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar H Syamsu Rizal mengatakan hampir setiap hari jajarannya menemukan pedonor yang terinfeksi virus HIV/AIDS. Indikasi tersebut diketahui setelah petugas melakukan pemeriksaan laboratorium.
"Hampir setiap hari ada yang ditemukan terinfeksi HIV/AIDS dan itu setelah ditelusuri mereka para pendatang atau transit," kata Syamsu di Makassar, Rabu, 16 Oktober 2019.
Syamsu menjelaskan jika petugas menemukan penderita yang terinfeksi HIV/AIDS, petugas kemudian memberikan laporan hasil laboratorium ke Dinas Keseatan untuk ditindaklajuti.
Menurut Syamsu kasus HIV/AIDS yang sudah sekitar 10 ribu dari total kasus sebanyak 13 ribu lebih di Sulawesi Selatan, tidak boleh dianggap sepele, karena kasus HIV/AIDS ini memiliki efek gunung es. Di Kota Makassar yang berpenduduk 1,7 juta jiwa, rationya dapat menjadi 1:17 atau sekitar 10 persen.
"Artinya jika ada 17 orang maka satu orang diantaranya pengidap HIV/AIDS, ini harus menjadi perhatian bersama dan harus bersama-sama menggencarkan sosialisasi dan upaya pencegahannya," jelas Syamsu.
Syamsu meminta semua pihak mengambil peran untuk membantu pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, bukan mengucilkan yang positif HIV/AIDS dari lingkungan keluarga atau masyarakat. Pemerintah juga diminta merangkul untuk bersama-sama mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS.
"Sementara pemerintah selaku pengambil kebijakan harus memiliki keberpihakan pada kelompok minoritas ini dan tidak menganggapnya sebagai beban masyarakat dan pemerintah, tetapi harus dirangkul dan memberdayakan kembali," ungkap Syamsu.
Karena itu kata mantan Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Makassar ini, kasus HIV/AIDS yang dianggap sebagai bahaya laten masyarakat harus dipahami bahwa sama pentingnya dengan upaya pencegahan terorisme yang juga dianggap sebagai ancaman laten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)