Manado: Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Utara menyebut penyalahgunaan bahan-bahan berbahaya dan obat-obatan di kalangan remaja di wilayahnya cukup tinggi. Beragam obat dan bahan berbahaya dipakai untuk mendapat efek mabuk layaknya obat terlarang.
Salah satu yang kerap dipakai yakni penggunaan obat batuk saset, obat orang gila trihexyphenidyl (trihex) dan lem kayu. Bahkan penggunaan obat dan bahan berbahaya ini sudah menjadi tren sejak lama bagi remaja.
Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Sulut AKBP John Thenu mengakui penyalahgunaan obat-obatan dan bahan berbahaya marak terjadi.
"Kalau di sini oleh penggunanya terkenal dengan istilah 'narkoblek' untuk lem kayu," kata John, saat ditemui di Kantor BNNP Sulut, Jalan 17 Agustus, Manado.
Bidang Rehabilitasi BNNP Sulut tengah menangani 90 pasien rawat inap maupun rawat jalan karena penyalahgunaan obat atau bahan berbahaya. Pasien yang ditangani sebagian besar berusia remaja, sekitar 12 hingga 18 tahun. Bahkan, Bidang Rehabilitasi BNNP Sulut pernah menangani anak usia 10 tahun yang 'ngelem'.
Pihaknya cukup sulit memberantas penggunaan bahan-bahan berbahaya dan obat-obatan tersebut. Sebab, kebanyakan bahan atau obat-obatan yang disalahgunakan belum diatur secara ketat penggunaannya.
"Sehingga untuk menjerat para pelaku atau penjual yang menyalahgunakan itu belum bisa," ujar dia.
Tren air rebusan pembalut wanita untuk mabuk belum pernah ditemukan di Sulut. Namun, pihaknya tetap mewaspadai kemungkinan tren tersebut ikut merebak.
BNNP Sulut hanya bisa sekadar sosialisasi dan rehabilitasi melalui tim Pencegahan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP untuk menekan kasus penyalahgunaan obat dan bahan berbahaya ini. Mereka berharap orang terdekat remaja ikut terlibat.
"Ini perlu ada kerja sama semua pihak, mulai dari orang tua, guru-guru di sekolah, hingga aparat pemerintah," tutur John.
Manado: Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Utara menyebut penyalahgunaan bahan-bahan berbahaya dan obat-obatan di kalangan remaja di wilayahnya cukup tinggi. Beragam obat dan bahan berbahaya dipakai untuk mendapat efek mabuk layaknya obat terlarang.
Salah satu yang kerap dipakai yakni penggunaan obat batuk saset, obat orang gila
trihexyphenidyl (trihex) dan lem kayu. Bahkan penggunaan obat dan bahan berbahaya ini sudah menjadi tren sejak lama bagi remaja.
Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Sulut AKBP John Thenu mengakui penyalahgunaan obat-obatan dan bahan berbahaya marak terjadi.
"Kalau di sini oleh penggunanya terkenal dengan istilah 'narkoblek' untuk lem kayu," kata John, saat ditemui di Kantor BNNP Sulut, Jalan 17 Agustus, Manado.
Bidang Rehabilitasi BNNP Sulut tengah menangani 90 pasien rawat inap maupun rawat jalan karena penyalahgunaan obat atau bahan berbahaya. Pasien yang ditangani sebagian besar berusia remaja, sekitar 12 hingga 18 tahun. Bahkan, Bidang Rehabilitasi BNNP Sulut pernah menangani anak usia 10 tahun yang 'ngelem'.
Pihaknya cukup sulit memberantas penggunaan bahan-bahan berbahaya dan obat-obatan tersebut. Sebab, kebanyakan bahan atau obat-obatan yang disalahgunakan belum diatur secara ketat penggunaannya.
"Sehingga untuk menjerat para pelaku atau penjual yang menyalahgunakan itu belum bisa," ujar dia.
Tren air rebusan pembalut wanita untuk mabuk belum pernah ditemukan di Sulut. Namun, pihaknya tetap mewaspadai kemungkinan tren tersebut ikut merebak.
BNNP Sulut hanya bisa sekadar sosialisasi dan rehabilitasi melalui tim Pencegahan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP untuk menekan kasus penyalahgunaan obat dan bahan berbahaya ini. Mereka berharap orang terdekat remaja ikut terlibat.
"Ini perlu ada kerja sama semua pihak, mulai dari orang tua, guru-guru di sekolah, hingga aparat pemerintah," tutur John.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)