medcom.id, Banjarnegara: Tanah bergerak yang terjadi di Dusun Slimpet, Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), masih terus terjadi. Karenanya, 557 warga masih mengungsi terutama pada saat malam hari dan ketika hujan deras.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Banjarnegara, Catur Subandrio, mengatakan, masih ada sejumlah tempat di kabupaten setempat yang terancam longsor dan tanah bergerak.
"Di antaranya adalah Dusun Slimpet. Warga dusun setempat masih mengungsi di lokasi yang aman. Jumlahnya mencapai 557 jiwa. Ada lagi di Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening, namun warga sudah pulang ke rumah masing-masing. Tetapi jika ada tanda gerakan tanah, maka mereka juga bakal mengungsi," kata dia, di Banjarnegara, Jumat (26/12/2014).
Dijelaskan Catur, peralatan landslide early warning system (LEWS) telah dipasang di Desa Kertosari, Kalibening. Sedangkan satu peralatan deteksi dini tanah longsor lainnya tengah dipasang di Dusun Tlaga. "Peralatan LEWS memang sengaja dipasang di daerah yang paling rawan terlebih dahulu yakni di Tlaga dan Kertosari," ujar Catur.
Sementara itu, lokasi longsor yang menewaskan 97 warga di Dusun Jemblung, Desa Sampang, masih tetap dijaga oleh tim gabungan dari BPB Banjarnegara, TNI, dan Tim SAR.
"Sampai sekarang, tim gabungan masih menyingkirkan barang-barang dari lokasi longsor. Tim juga mengamankan kondisi jalan setempat yang sebetulnya sudah dapat dilewati. Hanya saja, kalau hujan masyarakat disarankan tidak melintas, karena tanah longsoran yang terkena hujan masih kerap menutup jalan. Sehingga jalannya menjadi licin," ungkap Catur.
medcom.id, Banjarnegara: Tanah bergerak yang terjadi di Dusun Slimpet, Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), masih terus terjadi. Karenanya, 557 warga masih mengungsi terutama pada saat malam hari dan ketika hujan deras.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Banjarnegara, Catur Subandrio, mengatakan, masih ada sejumlah tempat di kabupaten setempat yang terancam longsor dan tanah bergerak.
"Di antaranya adalah Dusun Slimpet. Warga dusun setempat masih mengungsi di lokasi yang aman. Jumlahnya mencapai 557 jiwa. Ada lagi di Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening, namun warga sudah pulang ke rumah masing-masing. Tetapi jika ada tanda gerakan tanah, maka mereka juga bakal mengungsi," kata dia, di Banjarnegara, Jumat (26/12/2014).
Dijelaskan Catur, peralatan landslide early warning system (LEWS) telah dipasang di Desa Kertosari, Kalibening. Sedangkan satu peralatan deteksi dini tanah longsor lainnya tengah dipasang di Dusun Tlaga. "Peralatan LEWS memang sengaja dipasang di daerah yang paling rawan terlebih dahulu yakni di Tlaga dan Kertosari," ujar Catur.
Sementara itu, lokasi longsor yang menewaskan 97 warga di Dusun Jemblung, Desa Sampang, masih tetap dijaga oleh tim gabungan dari BPB Banjarnegara, TNI, dan Tim SAR.
"Sampai sekarang, tim gabungan masih menyingkirkan barang-barang dari lokasi longsor. Tim juga mengamankan kondisi jalan setempat yang sebetulnya sudah dapat dilewati. Hanya saja, kalau hujan masyarakat disarankan tidak melintas, karena tanah longsoran yang terkena hujan masih kerap menutup jalan. Sehingga jalannya menjadi licin," ungkap Catur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JCO)