medcom.id, Jakarta: Bandung, kota Paris van Java ini memang seakan memiliki magnet untuk disambangi. Kota priangan itu kini telah berubah wujud menjadi ikonnya fesyen dan kuliner Tanah Air.
Warga mulai dari yang terdekat seperti Sumedang, Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya, hingga Malaysia dan Singapura, semua berbondong-bondong menyambangi Bandung, khususnya di akhir pekan dan momen libur. Namun, warga luar kota yang paling banyak terlihat memenuhi Bandung adalah warga Ibu Kota alias Jakarta.
Padatnya warga Jakarta yang datang ke Bandung dapat terlihat jelas di akhir pekan. Di ruas jalan-jalan utama, mobil berpelat 'B' akan dapat dengan mudah ditemui. Apa sih yang membuat Bandung begitu digemari warga Jakarta?
Berlibur ke Bandung memang merupakan salah satu liburan alternatif bagi warga Jakarta, selain ke beberapa daerah terdekat lainnya seperti Bogor, Puncak, atau Ciater. Selain banyak yang bisa dikunjungi dan dilakukan, jarak yang lumayan dekat membuatnya mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi. Cukup sekitar 2 jam saja melalui Tol Cipularang, Anda sudah bisa menyambangi Kota Kembang yang dipenuhi dengan daya tarik.
Selain itu, tumbuhnya factory outlet semenjak lebih dari 1 dekade lalu juga membuat para penggila belanja tertarik dan penasaran. Banyak yang mengakui pakaian, sepatu, dan tas yang dijual di FO Bandung memiliki model yang lebih trendi dan lebih murah. Maka itu, tidak mengherankan bila berbagai FO yang berjejer di sepanjang Cihampelas, Jl Ir Juanda (Dago), dan Jl RE Martadinasta selalu dipenuhi mobil yang parkir dan kebanyakan memang berpelat B.
Maraknya FO juga mengundang potensi bisnis lain yang kemudian menjadi unggulan Bandung, yakni kuliner. Seiring dengan berkembangnya FO, muncul pula berbagai restoran dan warung yang menyajukan makanan maupun camilan yang lezat dan unik.
Contoh saja brownies kukus atau cendol Elizabeth yang awalnya hanya bisnis rumahan. Begitu dicicipi oleh para pelancong yang lelah berbelanja, brand mereka pun seketika dikenal dan membuat warga kota lain penasaran untuk juga mencicipinya.
Selain belanja dan makanan, beberapa universitas ternama juga menjadi daya tarik bagi pelajar di luar kota untuk mernuntut ilmu di Bandung. Sebut saja Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Unisba, dan Unikom yang para mahasiswanya sebagian berasal dari luar Bandung.
Semua hal itulah, tidak pelak, membuat Bandung seakan lebih 'padat'. Kini kemacetan bukan hanya milik Jakarta. Warga Bandung pun kini seakan sudah terbiasa dengan macet, terutama di akhir pekan.
Melihat kondisi kemacetan di Bandung yang kian parah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambangi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk membahasnya. "Silaturahmi. Pertemuan ini juga tentang turis-turis Jakarta yang ke Bandung," ungkap pria yang akrab disapa Kang Emil, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014).
Menurut dia, warga Bandung mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Paris van Java itu. Sejak Tol Cipularang, Bandung merupakan salah satu destinasi kegemaran Jakartans pada hari libur.
Malah, kini netizen memiliki istilah untuk menyebut warga Jakarta sebagai Jakartans. Namun, apakah kepadatan dan kemacetan di Bandung memang disebabkan hanya oleh warga Jakarta? Adakah Pemkot Bandung juga menyiapkan solusi untuk mengatasi kondisi demikian?
medcom.id, Jakarta: Bandung, kota Paris van Java ini memang seakan memiliki magnet untuk disambangi. Kota priangan itu kini telah berubah wujud menjadi ikonnya fesyen dan kuliner Tanah Air.
Warga mulai dari yang terdekat seperti Sumedang, Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya, hingga Malaysia dan Singapura, semua berbondong-bondong menyambangi Bandung, khususnya di akhir pekan dan momen libur. Namun, warga luar kota yang paling banyak terlihat memenuhi Bandung adalah warga Ibu Kota alias Jakarta.
Padatnya warga Jakarta yang datang ke Bandung dapat terlihat jelas di akhir pekan. Di ruas jalan-jalan utama, mobil berpelat 'B' akan dapat dengan mudah ditemui. Apa sih yang membuat Bandung begitu digemari warga Jakarta?
Berlibur ke Bandung memang merupakan salah satu liburan alternatif bagi warga Jakarta, selain ke beberapa daerah terdekat lainnya seperti Bogor, Puncak, atau Ciater. Selain banyak yang bisa dikunjungi dan dilakukan, jarak yang lumayan dekat membuatnya mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi. Cukup sekitar 2 jam saja melalui Tol Cipularang, Anda sudah bisa menyambangi Kota Kembang yang dipenuhi dengan daya tarik.
Selain itu, tumbuhnya factory outlet semenjak lebih dari 1 dekade lalu juga membuat para penggila belanja tertarik dan penasaran. Banyak yang mengakui pakaian, sepatu, dan tas yang dijual di FO Bandung memiliki model yang lebih trendi dan lebih murah. Maka itu, tidak mengherankan bila berbagai FO yang berjejer di sepanjang Cihampelas, Jl Ir Juanda (Dago), dan Jl RE Martadinasta selalu dipenuhi mobil yang parkir dan kebanyakan memang berpelat B.
Maraknya FO juga mengundang potensi bisnis lain yang kemudian menjadi unggulan Bandung, yakni kuliner. Seiring dengan berkembangnya FO, muncul pula berbagai restoran dan warung yang menyajukan makanan maupun camilan yang lezat dan unik.
Contoh saja brownies kukus atau cendol Elizabeth yang awalnya hanya bisnis rumahan. Begitu dicicipi oleh para pelancong yang lelah berbelanja,
brand mereka pun seketika dikenal dan membuat warga kota lain penasaran untuk juga mencicipinya.
Selain belanja dan makanan, beberapa universitas ternama juga menjadi daya tarik bagi pelajar di luar kota untuk mernuntut ilmu di Bandung. Sebut saja Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Unisba, dan Unikom yang para mahasiswanya sebagian berasal dari luar Bandung.
Semua hal itulah, tidak pelak, membuat Bandung seakan lebih 'padat'. Kini kemacetan bukan hanya milik Jakarta. Warga Bandung pun kini seakan sudah terbiasa dengan macet, terutama di akhir pekan.
Melihat kondisi kemacetan di Bandung yang kian parah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambangi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk membahasnya. "Silaturahmi. Pertemuan ini juga tentang turis-turis Jakarta yang ke Bandung," ungkap pria yang akrab disapa Kang Emil, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014).
Menurut dia, warga Bandung mengeluhkan kemacetan yang terjadi di Paris van Java itu. Sejak Tol Cipularang, Bandung merupakan salah satu destinasi kegemaran Jakartans pada hari libur.
Malah, kini netizen memiliki istilah untuk menyebut warga Jakarta sebagai
Jakartans. Namun, apakah kepadatan dan kemacetan di Bandung memang disebabkan hanya oleh warga Jakarta? Adakah Pemkot Bandung juga menyiapkan solusi untuk mengatasi kondisi demikian?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)