Sumenep: Sebuah rekaman percakapan telepon Kepala Satpol PP Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, viral di media sosial. Dalam rekaman itu, Kasatpol PP bernama Purwo Edi mengancam akan memecat hingga membunuh bawahannya.
Rekaman berdurasi 5 menit 13 detik tersebut secara tegas Edi mengancam bawahannya. Bahkan kata tak pantas keluar dari mulut Kasatpol PP itu. Mulai dari pemecatan bahkan membunuh.
Kejadian ini, diduga dipicu saat salah seorang anggota Satpol PP dianggap lalai ketika ditugaskan menjaga keluarga Edi.
Saat dikonfirmasi melalui video call Whatsapp, Edi membenarkan bahwa rekaman yang viral tersebut adalah suaranya. Dia mengaku khilaf karena sedang emosi.
Baca juga: Kronologi 24 Tahanan Polres Batanghari Kabur dari LPKA
"Benar itu suara saya. Saya sudah meminta maaf kepada yang bersangkutan. Saya juga memintaa maaf kepada masyarakat yang mungkin dianggap kurang pantas. Sekali lagi saya minta maaf," katanya, Senin, 15 November 2021.
Sementara itu, Inspektur Pembantu 1 Inspektort Sumenep, Nailul Authar mengaku sampai saat ini belum ada penugasan untuk memproses kejadian tersebut. Namun jika nanti ada penugasan, pihaknya akan menyelidiki situasi dan kondisi psikologi pemicu kasus tersebut.
"Tentu kami harus tau dulu kronologis permasalahannya seperti apa. Agar duduk perkaranya jelas," tegasnya.
Sumenep:
Sebuah rekaman percakapan telepon Kepala Satpol PP Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, viral di media sosial. Dalam rekaman itu, Kasatpol PP bernama Purwo Edi mengancam akan memecat hingga membunuh bawahannya.
Rekaman berdurasi 5 menit 13 detik tersebut secara tegas Edi mengancam bawahannya. Bahkan kata tak pantas keluar dari mulut Kasatpol PP itu. Mulai dari pemecatan bahkan membunuh.
Kejadian ini, diduga dipicu saat salah seorang anggota Satpol PP dianggap lalai ketika ditugaskan menjaga keluarga Edi.
Saat dikonfirmasi melalui video call Whatsapp, Edi membenarkan bahwa rekaman yang viral tersebut adalah suaranya. Dia mengaku khilaf karena sedang emosi.
Baca juga:
Kronologi 24 Tahanan Polres Batanghari Kabur dari LPKA
"Benar itu suara saya. Saya sudah meminta maaf kepada yang bersangkutan. Saya juga memintaa maaf kepada masyarakat yang mungkin dianggap kurang pantas. Sekali lagi saya minta maaf," katanya, Senin, 15 November 2021.
Sementara itu, Inspektur Pembantu 1 Inspektort Sumenep, Nailul Authar mengaku sampai saat ini belum ada penugasan untuk memproses kejadian tersebut. Namun jika nanti ada penugasan, pihaknya akan menyelidiki situasi dan kondisi psikologi pemicu kasus tersebut.
"Tentu kami harus tau dulu kronologis permasalahannya seperti apa. Agar duduk perkaranya jelas," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)