Flores: Wakil Bupati Flores Timur (Flotim), Agustinus Payong Boli meminta warga menahan diri dan tak terpancing insiden saling serang antarwarga di Pulau Adonara. Ia meminta aparat mengantisipasi adanya penyusup dari luar desa tersebut.
Menurut dia, polemik ini terjadi dimulai karena kesalahpahaman. Sehingga masyarakat lainnya tidak ikut campur dalam peristiwa tersebut. Aparat secepatnya melokalisasi masalah dan penyelesaian secara individu yang bermasalah.
"Pemerintah hadir sebagai fasilitator bersama TNI dan Polri untuk selesaikan peristiwa itu. Jadi semua warga harus rem diri apalagi di tengah pandemi covid-19. Jadi kita menghindari sejauh mungkin konflik. Jadi yang sudah terjadi ini pemerintah bersama TNI dan Polri siap menyelesaikannya," ujar Agustinus, di Flores, Kamis, 7 Oktober 2021.
Menurut dia penyelesaian konflik antarwarga itu akan diselesaikan secara adat melalui pendekatan budaya adat Lamaholot. Bukan penyelesaian secara hukum pidana.
Baca: Polres Flotim Kerahkan 30 Personel Tangani Konflik Antarwarga Adonara
"Untuk penyelesaian konflik atau perang antar suku atau antar kampung di Lamaholot harus melalui pintu budaya Lamaholot dengan bahasa kakan keru, arin baki. Artinya semua kampung itu Kakak beradik. Perbedaan pandangan kemudian ada konflik itu hal biasa tetapi saja selalu saja ada jalan penyelesaian karena ada semua kampung itu kakak beradik," papar dia.
Sementara itu, Waka Polresta Flotim, Kompol Jance Seran mengatakan saat ini pihaknya sudah mengirim sekitar 40 anggota dari Polres Flotim menuju ke pulau Adonara. "Kita sudah kirim ke anggota kita ke Adonara untuk melakukan pengamanan agar tidak terjadi konflik kembali," ujar dia.
Ia pun mengaku dalam peristiwa konflik antar warga tersebut, satu anggota polisi ini terkena busur panah di kaki dan saat ini sedang dirawat di Puskesmas Waiwerang.
"Situasi masih menegangkan. Korban anggota polisi sedang menjalani perawatan. Kita harapkan tidak ada korban jiwa," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di