Sumbawa: Edi Wijaya selaku Kepala Desa Batu Rotok, Kecamatan Bantu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mengajak tim Melihat Indonesia menaiki sebuah bukit. Dari bukit inilah seluruh pemandangan Desa Batu Rotok dapat terlihat.
Edi bercerita keadaan desanya yang masih masuk kawasan 3T. Mereka memiliki keterbatasan dalam berbagai akses.
"Di Sumbawa masih ada dua kecamatan yang masuk ke kawasan 3T, salah satunya Batu Lanteh dan desa ini masuk kedalamnya," kata Edi di Sumbawa, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Baca: 10 Ribu Nakes di Kota Tangerang Terima Vaksin Moderna
Dia menjelaskan topografi Batu Rotok yang merupakan wilayah perbukitan semakin mempersulit proses pembangunan di daerahnya.
"lndikator daerah tertinggal itu kan ada tiga yaitu belum masuk listrik, akses jalan rusak, dan sulitnya akses komunikasi dan itu semua ada di Batu Rotok," jelasnya.
Meski dalam keterbatasan, nyatanya desa ini memiliki potensi ekonomi dan sumber daya alamnya utamanya dari kopi. Tidak heran jika mayoritas masyarakat Batu Rotok merupakan petani kopi.
Menurut Edi, kini perlahan masyarakat mulai mampu membuka akses komunikasi di daerah mereka dengan masuknya bantuan aksesibilitas internet dari BAKTI. Masyarakat mulai mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Harapannya, kedepan desa inu bisa keluar dari keterisolasian.
Kisah di Desa Batu Rotok ini dipotret dalam sebuah film dokumenter berjudul Terbit Asa di Jantung Samawa yang akan tayang pada program Melihat Indonesia pada pukul 08.30 WIB, Minggu, 8 Agustus 2021 di Metro TV.
Sumbawa: Edi Wijaya selaku Kepala
Desa Batu Rotok, Kecamatan Bantu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mengajak tim
Melihat Indonesia menaiki sebuah bukit. Dari bukit inilah seluruh pemandangan Desa Batu Rotok dapat terlihat.
Edi bercerita keadaan desanya yang masih masuk kawasan 3T. Mereka memiliki keterbatasan dalam berbagai akses.
"Di Sumbawa masih ada dua kecamatan yang masuk ke kawasan 3T, salah satunya Batu Lanteh dan desa ini masuk kedalamnya," kata Edi di Sumbawa, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Baca:
10 Ribu Nakes di Kota Tangerang Terima Vaksin Moderna
Dia menjelaskan topografi Batu Rotok yang merupakan wilayah perbukitan semakin mempersulit proses pembangunan di daerahnya.
"lndikator daerah tertinggal itu kan ada tiga yaitu belum masuk listrik, akses jalan rusak, dan sulitnya akses komunikasi dan itu semua ada di Batu Rotok," jelasnya.
Meski dalam keterbatasan, nyatanya desa ini memiliki potensi ekonomi dan sumber daya alamnya utamanya dari kopi. Tidak heran jika mayoritas masyarakat Batu Rotok merupakan petani kopi.
Menurut Edi, kini perlahan masyarakat mulai mampu membuka akses komunikasi di daerah mereka dengan masuknya bantuan aksesibilitas internet dari BAKTI. Masyarakat mulai mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Harapannya, kedepan desa inu bisa keluar dari keterisolasian.
Kisah di Desa Batu Rotok ini dipotret dalam sebuah film dokumenter berjudul Terbit Asa di Jantung Samawa yang akan tayang pada program
Melihat Indonesia pada pukul 08.30 WIB, Minggu, 8 Agustus 2021 di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)