Diskusi publik bertema “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Gerakan Buruh Indonesia” di Depok, Jumat, 30 September 2022.
Diskusi publik bertema “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Gerakan Buruh Indonesia” di Depok, Jumat, 30 September 2022.

Buruh Siap Jawab Tantangan Revolusi Industri dan Mengimplementasikan Pancasila

Al Abrar • 01 Oktober 2022 23:11
Depok: Menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0 yang semakin maju dan berkembang, buruh dituntut adaptif dengan mengembangkan soft skils, berpikir kreatif, kritis serta menanamkan nilai-nilai Pancasila. Penanaman nilai-nilai Pancasila dalam semangat buruh menjadi keharusan. 
 
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (Depenas) Serikat Buruh Nasional Indonesia (SBNI) M Yusro Khazim mengatakan, SBNI siap menjawab tantangan zaman melalui reorientasi gerakan buruh menuju digitalisasi industri. 
 
"SDM dipersiapkan bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memperjuangkan cita-cita buruh yang besar seperti terlibat memiliki saham perusahaan tempatnya bekerja,” kata Yusro dalam diskusi publik bertema “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Gerakan Buruh Indonesia” di Coffe Toffe Margonda Depok, Jumat, 30 September 2022.

Sementara itu, Direktur Nusantara Center Profesor Yudhie Haryono menjelaskan, dengan adanya kepemilikan saham perusahaan tempatnya bekerja, buruh akan mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan, yang pada gilirannya memperjuangkan kesejahteraan bersama. 
 
Yudhie juga merekomendasikan  agar pendidikan formal dan informal bagi para buruh segera dihadirkan. Hal ini penting dalam pergerakan buruh.
 
"Maka, SBNI harus membuat Sekolah Perburuhan Nasional agar membuat solusi dari masalah yang ada, membuat kuriculum tentang perburuhan, agar paradigma negatif tentang buruh itu tidak ada," tegas Yudhie.
 
Sementara itu, pegiat perburuhan Adhi Darmawan menuturkan, menurut survey Centre for Strategic and International Studies (CSIS), masalah ketenagakerjaan menduduki peringkat tertinggi ke-2 di antara masalah lain, seperti kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. Hal ini disebabkan minimnya lapangan pekerjaan di Indonesia.
 
"Masalah lapangan pekerjaan juga menjadi isu yang harus diselesaikan, dengan data 9 juta pekerja migran, menjelaskan bahwa lapangan kerja di Indonesia itu kurang luas, dan pada akhirnya kesejahteraannya menjadi masalah," ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan