Pekanbaru: Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bahwa di Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, Riau tercatat 3.798 orang dari keluarga berisiko stunting. Mereka membutuhkan intervensi semua pihak agar anak mereka tidak menjadi keluarga berpotensi stunting.
"Anak yang berpotensi akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan kognitifnya, dan kecerdasannya juga terganggu. Sebab stunting penyebabnya adalah kekurangan gizi disamping juga faktor infeksi penyakit, lingkungan dan pola pengasuhan," kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia, di Pekanbaru, Rabu, 29 Juni 2022.
Pernyataan tersebut disampaikan Mardalena Wati Yulia bersamaan dengan dikukuhkannya Kepala staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting (Baas).
Pengukuhan Kasad tersebut sekaligus menjadi rangkaian acara puncak peringatan Harganas ke-29, yang juga diikuti secara virtual oleh Kasrem 031 WB Kol Inf Habzen SIP MM, didampingi Kepala BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia dan Kepala Disdalduk Kota Pekanbaru Muhammad Amin di Kampung KB Meranti Jaya RW 03 Jln. Nelayan, Gg. Kesehatan Kelurahan Sri Meranti, Kec. Rumbai-Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Menurut Mardalena Wati Yulia, melalui gerakan Bass ini pihaknya mencoba menghimpun paket bantuan dengan dukungan dari mitra kerja, tokoh masyarakat, agama, perusahaan dan pribadi, untuk menyisihkan sebagian rezekinya membantu anak stunting.
Saat ini, baru 20 keluarga sasaran beresiko stunting yang diberikan paket bantuan berupa beras, gula dan minyak goreng itu. Kegiatan ini minimal bisa berlanjut selama tiga bulan, enam bulan hingga setahun agar anak bertambah berat badannya, dan ibu hamil tidak lagi kekurangan darah (anemia) mereka tidak menjadi keluarga berpotensi stunting.
"Program ini hendaknya bisa ditindak lanjuti oleh Kabupaten dan kota hingga ke lini desa, agar kasus stunting agar Riau bisa mencapai target penurunan stunting di tahun 2024 ditetapkan Presiden Jokowi sebesar 14 persen itu," jelasnya.
Kasrem 031 WB Kol Inf Habzen SIP MM mengatakan, program ini menjadi bagian dan tanggungjawab semua pihak dengan berkolaborasi mewujudkan masyarakat Indonesia sehat, sejahtera dan cerdas dengan harapan menjadi contoh negara lain.
"Mari kita perkuat kerjasama dan saling memberikan informasi apalagi dengan dikukuhkannya Kasad menjadi duta Bapak Asuh Anak Stunting, semua lini perlu bersinergi demi keutuhan NKRI," katanya.
Pekanbaru: Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bahwa di Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, Riau tercatat 3.798 orang dari keluarga berisiko
stunting. Mereka membutuhkan intervensi semua pihak agar anak mereka tidak menjadi keluarga berpotensi stunting.
"Anak yang berpotensi akan mengalami gangguan
pertumbuhan fisik dan kognitifnya, dan kecerdasannya juga terganggu. Sebab stunting penyebabnya adalah kekurangan gizi disamping juga faktor infeksi penyakit, lingkungan dan pola pengasuhan," kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia, di Pekanbaru, Rabu, 29 Juni 2022.
Pernyataan tersebut disampaikan Mardalena Wati Yulia bersamaan dengan dikukuhkannya Kepala staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman sebagai Duta Bapak
Asuh Anak Stunting (Baas).
Pengukuhan Kasad tersebut sekaligus menjadi rangkaian acara puncak peringatan Harganas ke-29, yang juga diikuti secara virtual oleh Kasrem 031 WB Kol Inf Habzen SIP MM, didampingi Kepala BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia dan Kepala Disdalduk Kota Pekanbaru Muhammad Amin di Kampung KB Meranti Jaya RW 03 Jln. Nelayan, Gg. Kesehatan Kelurahan Sri Meranti, Kec. Rumbai-Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Menurut Mardalena Wati Yulia, melalui gerakan Bass ini pihaknya mencoba menghimpun paket bantuan dengan dukungan dari mitra kerja, tokoh masyarakat, agama, perusahaan dan pribadi, untuk menyisihkan sebagian rezekinya membantu anak stunting.
Saat ini, baru 20 keluarga sasaran beresiko stunting yang diberikan paket bantuan berupa beras, gula dan minyak goreng itu. Kegiatan ini minimal bisa berlanjut selama tiga bulan, enam bulan hingga setahun agar anak bertambah berat badannya, dan ibu hamil tidak lagi kekurangan darah (anemia) mereka tidak menjadi keluarga berpotensi stunting.
"Program ini hendaknya bisa ditindak lanjuti oleh Kabupaten dan kota hingga ke lini desa, agar kasus stunting agar Riau bisa mencapai target penurunan stunting di tahun 2024 ditetapkan Presiden Jokowi sebesar 14 persen itu," jelasnya.
Kasrem 031 WB Kol Inf Habzen SIP MM mengatakan, program ini menjadi bagian dan tanggungjawab semua pihak dengan berkolaborasi mewujudkan masyarakat Indonesia sehat, sejahtera dan cerdas dengan harapan menjadi contoh negara lain.
"Mari kita perkuat kerjasama dan saling memberikan informasi apalagi dengan dikukuhkannya Kasad menjadi duta Bapak Asuh Anak Stunting, semua lini perlu bersinergi demi keutuhan NKRI," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)