"Kalau saya masih jual dengan harga Rp19 ribu per liter, karena memang modalnya kita beli Rp18 per liter. Bahkan ada yang jual Rp20 per liter," ujar pedagang Pasar Anyar, Kota Tangerang, Hamdi, Kamis, 20 Januari 2022.
Menurut Hamdi sejumlah pedagang di Pasar Anyar kecewa, lantaran pemerintah memprioritaskan penyaluran minyak goreng murah tersebut ketoko ritel modern, dibanding ke pedagang pasar tradisional. Hal itu, lanjutnya, membuat minyak goreng yang mereka jual tidak laku.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Siapa yang mau beli di kita, karena harganya di atas ritel modern. Kenapa kok pemerintah kasihnya ke Alfa dan Indomaret, kok enggak ke kita (pedagang tradisional)," jelasnya.
Baca: Khofifah Pastikan Stok Minyak Goreng di Jatim Aman untuk 6 Bulan
Hamdi menjelaskan selain dirinya, saat ini banyak pedagang minyak goreng memilih menyetok barang dalam jumlah sedikit. Mereka ingin agar minyak goreng satu harga lebih dulu disosialisasikan guna mencegah kerugian.
"Kita kasihan lah, karena terlanjur mengambil barang dengan harga lama yang tinggi. Saya pun menyetok sedikit barangnya (minyak goreng)," katanya.
Hal senada diungkapkan pedagang minyak goreng lainnya di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Yudha. Menurutnya, sampai hari ini dia masih menjual minyak goreng dengan harga Rp20 ribu per liter.
"Iya saya jual Rp20 ribu per liter. Karena saya beli barangnya (minyak goreng) sebelum ada informasi akan diturunkan harganya," jelas Yudha.
Yudha pun merasa kecewa dengan sikap pemerintah yang lebih mendahulukan ritel modern penyalurannya diberikan. Menurutnya jangan sampai pedagang pasar tradisional perang harga dengan ritel modern.
"Iya semoga pemerintah segera turun tangan bikin operasi pasar untuk menstabilkan harga, jangan malah mengadu kita dengan kayak mereka (ritel modern)," ucap dia.