Praya: Perayaan Hari Raya Nyepi 2022 di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) berjalan khidmat, meskipun tidak didominasi oleh warga beragama Hindu.
Melansir Antara, di sejumlah perkampungan atau perumahan warga Hindu terlihat sepi aktivitas. Hanya terlihat beberapa petugas pecalang yang melakukan pengamanan.
Beberapa ruas jalan seperti di Dusun Kraning Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, ditutup menggunakan pohon bambu. Selain itu beberapa akses jalan tidak ditutup, karena di perkampungan tersebut terdapat beberapa warga yang beragama Islam.
"Kalau warganya semua agama Hindu baru akses jalan itu ditutup. Tapi kalau campur seperti di perumahan BTN, tentu tidak ditutup, supaya tidak mengganggu aktivitas mereka," kata salah satu pecalang Komang Sugiarta, di Praya.
Baca juga: Geger Penculikan Anak di Malang, Korban Dimasukkan Karung
Sebelum umat hindu melaksanakan Hari Raya Nyepi, mereka menyiapkan peralatan sembahyang dan melakukan upacara Melasti di Pura untuk menyucikan diri. Selanjutnya melaksanakan Pengerupukan untuk mengusir para Bhuta Kala dari pekarangan rumah dan lingkungan sekitar.
"Barulah sejak pukul 05.00 Wita selama satu hari satu malam umat hindu melaksanakan ibadah Nyepi yang bertujuan mempersiapkan diri menghadapi rintangan di tahun yang baru. Saat Nyepi, berbagai larangan beraktivitas diberlakukan tidak boleh menyalakan lampu, tidak boleh keluar rumah, atau hanya di dalam rumah," katanya.
Sebelum Hari Raya Nyepi, warga agama Hindu biasanya melakukan ritual pawai ogoh-ogoh, namun dampak pandemi covid-19 kegiatan tersebut tidak dilaksanakan seperti biasanya.
"Kita tidak ada kegiatan pawai ogoh-ogoh, karena masih pandemi," katanya.
Praya: Perayaan Hari Raya Nyepi 2022 di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) berjalan khidmat, meskipun tidak didominasi oleh
warga beragama Hindu.
Melansir
Antara, di sejumlah perkampungan atau perumahan warga Hindu terlihat sepi aktivitas. Hanya terlihat beberapa petugas pecalang yang melakukan pengamanan.
Beberapa ruas jalan seperti di Dusun Kraning Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, ditutup menggunakan pohon bambu. Selain itu beberapa akses jalan tidak ditutup, karena di perkampungan tersebut terdapat beberapa warga yang beragama Islam.
"Kalau warganya semua agama Hindu baru akses jalan itu ditutup. Tapi kalau campur seperti di perumahan BTN, tentu tidak ditutup, supaya tidak mengganggu aktivitas mereka," kata salah satu pecalang Komang Sugiarta, di Praya.
Baca juga:
Geger Penculikan Anak di Malang, Korban Dimasukkan Karung
Sebelum umat hindu melaksanakan Hari Raya Nyepi, mereka menyiapkan peralatan sembahyang dan melakukan upacara Melasti di Pura untuk menyucikan diri. Selanjutnya melaksanakan Pengerupukan untuk mengusir para Bhuta Kala dari pekarangan rumah dan lingkungan sekitar.
"Barulah sejak pukul 05.00 Wita selama satu hari satu malam umat hindu melaksanakan ibadah Nyepi yang bertujuan mempersiapkan diri menghadapi rintangan di tahun yang baru. Saat Nyepi, berbagai larangan beraktivitas diberlakukan tidak boleh menyalakan lampu, tidak boleh keluar rumah, atau hanya di dalam rumah," katanya.
Sebelum Hari Raya Nyepi, warga agama Hindu biasanya melakukan ritual pawai ogoh-ogoh, namun dampak pandemi covid-19 kegiatan tersebut tidak dilaksanakan seperti biasanya.
"Kita tidak ada kegiatan pawai ogoh-ogoh, karena masih pandemi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)