Makassar: Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Komang Suartana, mengatakan peristiwa penembakan salah seorang pria di Kota Makassar oleh oknum anggota kepolisian karena adanya kesalahpahaman.
"Motifnya penembakan itu karena adanya kesalahpahaman, yah," katanya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 11 Maret 2022.
Ia mengatakan kesalahpahaman itu terjadi saat anggota kepolisian pergi bersama dengan rekannya ke rumah seseorang bernama Nita. Saat hendak pulang, korban atau Zulkifli ini kemudian meneriaki anggota tersebut.
Saat mendengar teriakan itu, anggota itu kemudian mendatangi korban dan menanyakan maksudnya. Tapi, gerak gerik dari korban ini menandakan sedang dalam keadaan mabuk, sehingga polisi itu memeriksa tas milik korban.
"Senjata tajam itu berada di dalam tas kemudian diamankan dan diberikan kepada temannya," ungkapnya.
Baca: Anggota Polisi Diduga Tembak Warga di Makassar
Polisi itu pun meminta agar korban mengambil tasnya di Polsek terdekat. Hanya saja Zulkifli yang saat itu dalam kondisi mabuk tidak terima dan mengeluarkan senjata tajam lainnya dari pinggangnya.
"Merasa terdesak, saudara AA (anggota kepolisian) jatuh ke belakang dan melakukan tembakan peringatan ke atas," jelasnya.
Tapi Zulkifli yang dikuasai oleh minuman, semakin menjadi-jadi sehingga polisi yang diketahui bertugas di Kabupaten Gowa itu mengambil tindakan untuk sekedar melumpuhkan.
Peristiwa penembakan terhadap warga itu diketahui setelah videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut seorang anggota kepolisian tengah dikerumuni oleh warga.
Polisi yang memakai baju bertuliskan Samapta itu, dikerumuni warga, lantaran warga mempertanyakan penembakan dilakukan terhadap warga yang diketahui bernama Zulkifli, 32 itu.
Dalam video berdurasi 39 detik itu seorang warga mengatakan, korban tidak membawa pisau. Jadi tidak ada alasan untuk oknum anggota kepolisian itu menembak.
Saat ini anggota kepolisian tersebut diperiksa oleh Propam Polda Sulawesi Selatan. Sementara korban penembakan saat ini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Labuang Baji.
Makassar: Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Komang Suartana, mengatakan peristiwa
penembakan salah seorang pria di Kota Makassar oleh oknum anggota kepolisian karena adanya kesalahpahaman.
"Motifnya penembakan itu karena adanya kesalahpahaman, yah," katanya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 11 Maret 2022.
Ia mengatakan kesalahpahaman itu terjadi saat anggota kepolisian pergi bersama dengan rekannya ke rumah seseorang bernama Nita. Saat hendak pulang, korban atau Zulkifli ini kemudian meneriaki anggota tersebut.
Saat mendengar teriakan itu, anggota itu kemudian mendatangi korban dan menanyakan maksudnya. Tapi, gerak gerik dari korban ini menandakan sedang dalam keadaan mabuk, sehingga polisi itu memeriksa tas milik korban.
"Senjata tajam itu berada di dalam tas kemudian diamankan dan diberikan kepada temannya," ungkapnya.
Baca: Anggota Polisi Diduga Tembak Warga di Makassar
Polisi itu pun meminta agar korban mengambil tasnya di Polsek terdekat. Hanya saja Zulkifli yang saat itu dalam kondisi mabuk tidak terima dan mengeluarkan senjata tajam lainnya dari pinggangnya.
"Merasa terdesak, saudara AA (anggota kepolisian) jatuh ke belakang dan melakukan tembakan peringatan ke atas," jelasnya.
Tapi Zulkifli yang dikuasai oleh minuman, semakin menjadi-jadi sehingga polisi yang diketahui bertugas di Kabupaten Gowa itu mengambil tindakan untuk sekedar melumpuhkan.
Peristiwa penembakan terhadap warga itu diketahui setelah videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut seorang anggota kepolisian tengah dikerumuni oleh warga.
Polisi yang memakai baju bertuliskan Samapta itu, dikerumuni warga, lantaran warga mempertanyakan penembakan dilakukan terhadap warga yang diketahui bernama Zulkifli, 32 itu.
Dalam video berdurasi 39 detik itu seorang warga mengatakan, korban tidak membawa pisau. Jadi tidak ada alasan untuk oknum anggota kepolisian itu menembak.
Saat ini anggota kepolisian tersebut diperiksa oleh Propam Polda Sulawesi Selatan. Sementara korban penembakan saat ini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Labuang Baji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)