Palembang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatra Selatan mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Palembang menurun drastis, yakni hanya 16 kasus periode Mei 2020. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disebut menjadi faktor menurunnya kasus DBD.
"Menurut analisis saya, PSBB yang dilakukan sebanyak dua kali membuat aktivitas masyarakat berhenti. Sehingga tidak menyebarkan DBD kepada orang lain," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Sumsel, Muyono, kepada Medcom.id, Selasa, 23 Juni 2020.
Muyono mengatakan, kasus DBD di Sumsel pada periode Mei 2020 tercatat ada 79 kasus. Dia mengungkap, DBD di Kota Palembang pada periode Januari 89 kasus, Februari 121 kasus, Maret 106 kasus, dan April 35 kasus.
"Prediksi kita kasus DBD cenderung menurun nantinya karena musim penghujan itu periode di April 2020 sudah tidak tinggi. Debentar lagi Sumsel sudah memasuki musim kemarau," ungkapnya.
Baca: DBD Bertambah 500 Kasus per Hari
Muyono menjelaskan, secara keseluruhan kasus DBD di Sumsel periode Januari-Mei 2020 tercatat 1.831 kasus. Dengan rincian tiga orang meninggal.
Penyumbanh terbesar kasus DBD yakni Palembang 367 kasus dan Banyuasin 199 kasus. Sedangkan kasus terendah yakni di Kabupaten Empat Lawang dengan 14 kasus.
"Jumlah kasus DBD itu mengalami penurunan di periode yang sama pada tahun 2019 lalu dimana angka kasus DBD hampir mendekati 3.000 kasus," jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada kabupaten/kota di Sumsel tetap berkonsentrasi untuk menangani DBD meski mengalami penurunan di tengah pandemi covid-19. Masyarakat diminta untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Menerapkan gerakan 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur untuk mencegah DBD," katanya.
Palembang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatra Selatan mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Palembang menurun drastis, yakni hanya 16 kasus periode Mei 2020. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disebut menjadi faktor menurunnya kasus DBD.
"Menurut analisis saya, PSBB yang dilakukan sebanyak dua kali membuat aktivitas masyarakat berhenti. Sehingga tidak menyebarkan DBD kepada orang lain," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Sumsel, Muyono, kepada Medcom.id, Selasa, 23 Juni 2020.
Muyono mengatakan, kasus DBD di Sumsel pada periode Mei 2020 tercatat ada 79 kasus. Dia mengungkap, DBD di Kota Palembang pada periode Januari 89 kasus, Februari 121 kasus, Maret 106 kasus, dan April 35 kasus.
"Prediksi kita kasus DBD cenderung menurun nantinya karena musim penghujan itu periode di April 2020 sudah tidak tinggi. Debentar lagi Sumsel sudah memasuki musim kemarau," ungkapnya.
Baca: DBD Bertambah 500 Kasus per Hari
Muyono menjelaskan, secara keseluruhan kasus DBD di Sumsel periode Januari-Mei 2020 tercatat 1.831 kasus. Dengan rincian tiga orang meninggal.
Penyumbanh terbesar kasus DBD yakni Palembang 367 kasus dan Banyuasin 199 kasus. Sedangkan kasus terendah yakni di Kabupaten Empat Lawang dengan 14 kasus.
"Jumlah kasus DBD itu mengalami penurunan di periode yang sama pada tahun 2019 lalu dimana angka kasus DBD hampir mendekati 3.000 kasus," jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada kabupaten/kota di Sumsel tetap berkonsentrasi untuk menangani DBD meski mengalami penurunan di tengah pandemi covid-19. Masyarakat diminta untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Menerapkan gerakan 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur untuk mencegah DBD," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)