Palembang: Konflik antara Harimau dan manusia di beberapa wilayah di Sumatra Selatan seperti di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan Muara Enim berdampak pada penurunan jumlah wisatawan. Penurunan kunjungan wisatawan yang datang itu berkisar 10 persen.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Pagar Alam, M Brilian Aristopani, mengatakan sejak adanya penyerangan Harimau Sumatra itu penurunan wisatawan yang datang mencapai 5 sampai 10 persen.
"Adanya kasus penyerangan Harimau Sumatra itu juga membuat wisatawan takut untuk datang ke Pagar Alam. Tetapi penurunannya itu tidak besar hanya sekitar 5-10 persen saja," kata Brilian saat dikonfirmasi, Rabu, 18 Desember 2019.
Brilian menjelaskan hingga saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam masih menutup jalur pendakian ke Gunung Dempo akibat adanya Harimau Sumatra yang kerap berkeliaran di sekitar lokasi.
"Penutupan itu belum dapat dipastikan sampai kapan," ungkap Brilian.
Meskipun pendakian ke Taman Wisata Gunung Dempo masih ditutup, lanjut Brilian, Kota Pagar Alam masih mempunyai destinasi wisata lain seperti motor trail, festival coffee, kejurnas offroad, serta pertunjukan kesenian dan kebudayaan. Pihaknya yakin target pengunjung yang datang ke Pagar Alam bisa tembus 100 ribu wisatawan hingga akhir tahun nanti.
"Kami yakin saat liburan natal dan tahun baru wisatawan yang datang kesini tidak hanya fokus ke Gunung Dempo saja tetapi juga ke destinasi yang lainnya," jelas Brilian.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumsel, Aufa Syahrizal, mengatakan pihaknya mengakui adanya konflik Harimau Sumatra dan manusia itu berdampak pada penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Sumsel.
"Kasus Harimau itu memang membuat penurunan wisatawan datang tetapi jumlahnya tidak besar. Media tidak usah membesar-besarkan masalah itu karena nanti bisa semakin heboh," kata Aufa.
Palembang: Konflik antara Harimau dan manusia di beberapa wilayah di Sumatra Selatan seperti di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan Muara Enim berdampak pada penurunan jumlah wisatawan. Penurunan kunjungan wisatawan yang datang itu berkisar 10 persen.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Pagar Alam, M Brilian Aristopani, mengatakan sejak adanya penyerangan Harimau Sumatra itu penurunan wisatawan yang datang mencapai 5 sampai 10 persen.
"Adanya kasus penyerangan Harimau Sumatra itu juga membuat wisatawan takut untuk datang ke Pagar Alam. Tetapi penurunannya itu tidak besar hanya sekitar 5-10 persen saja," kata Brilian saat dikonfirmasi, Rabu, 18 Desember 2019.
Brilian menjelaskan hingga saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam masih menutup jalur pendakian ke Gunung Dempo akibat adanya Harimau Sumatra yang kerap berkeliaran di sekitar lokasi.
"Penutupan itu belum dapat dipastikan sampai kapan," ungkap Brilian.
Meskipun pendakian ke Taman Wisata Gunung Dempo masih ditutup, lanjut Brilian, Kota Pagar Alam masih mempunyai destinasi wisata lain seperti motor trail, festival coffee, kejurnas offroad, serta pertunjukan kesenian dan kebudayaan. Pihaknya yakin target pengunjung yang datang ke Pagar Alam bisa tembus 100 ribu wisatawan hingga akhir tahun nanti.
"Kami yakin saat liburan natal dan tahun baru wisatawan yang datang kesini tidak hanya fokus ke Gunung Dempo saja tetapi juga ke destinasi yang lainnya," jelas Brilian.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumsel, Aufa Syahrizal, mengatakan pihaknya mengakui adanya konflik Harimau Sumatra dan manusia itu berdampak pada penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Sumsel.
"Kasus Harimau itu memang membuat penurunan wisatawan datang tetapi jumlahnya tidak besar. Media tidak usah membesar-besarkan masalah itu karena nanti bisa semakin heboh," kata Aufa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)