Garut: Tiga ruangan kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Cijolang, Kampung Karyalaksana, Desa Cijolang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ambruk pada Rabu, 23 Oktober 2019.
Kepala Sekolah SDN 02 Cijolang, Agus Mulyana, mengatakan, atap kelas roboh usai diterjang angin kencang sekitar pukul 14.30 WIB. Beruntung, kegiatan belajar hari itu telah berakhir sehingga tak menimbulkan korban jiwa.
"Robohnya atap sekolah itu sebenarnya telah diprediksi. Kayu atap bangunan telah lapuk, tembok mulai retak, serta banyak kayu jendela mulai dimakan rayap," ujarnya, Jumat, 25 Oktober 2019.
Guna mengantisipasi ancaman yang lebih besar, Agus menyebut pihaknya telah berupaya melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Cijolang hingga mengajukan proposal untuk renovasi tiga ruang sejak 2017. Untuk sementara, kegiatan belajar siswa dipindahkan ke Madrasah Al Mutadin yang berlokasi sekitar 200 meter dari sekolah.
"Pemindahan proses belajar menjaga hal yang tidak diinginkan. Karena atap roboh bukan kali pertama. Pada 2008 pernah terjadi saat kegiatan belajar. Saat itu siswa sedang beristirahat di luar kelas," ungkapnya.
Agus menambahkan peristiwa tersebut telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Namun ia tak bisa memastikan kapan sekolah akan direnovasi.
Untuk sementara, 50 siswa dari kelas 2 dan 3 menumpang belajar di Madrasah Al Mutadin. Sedangkan siswa kelas 1 tetap bersekolah seperti biasa di tiga ruang kelas yang masih tersisa.
"Sekarang ini akan berupayaa membersihkan sisa puing dan merobohkan seluruh atap ruangan kelas yang terdampak supaya tidak membahayakan," kata Agus.
Sementara itu, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, Bidang SD, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ma'mun Gunawan, mengatakan, robohnya atap kelas akibat angin kencang di SDN 02 Cijolang telah dilaporkan ke Bupati Garut.
Ia pun telah meminta Pemkab Garut agar segera merenonovasi agar siswa yang dipindahkan ke sekolah lain bisa kembali ke ruang kelas sebelumnya.
"Dinas Pendidikan Kabupaten Garut selama ini telah mencatat kekurangan ruang kelas SD sebanyak 2.000 unit. Selain itu, terdapat 3.000 unit dari 10 ribu total ruang kelas yang rusak berat tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," imbuhnya.
Garut: Tiga ruangan kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Cijolang, Kampung Karyalaksana, Desa Cijolang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ambruk pada Rabu, 23 Oktober 2019.
Kepala Sekolah SDN 02 Cijolang, Agus Mulyana, mengatakan, atap kelas roboh usai diterjang angin kencang sekitar pukul 14.30 WIB. Beruntung, kegiatan belajar hari itu telah berakhir sehingga tak menimbulkan korban jiwa.
"Robohnya atap sekolah itu sebenarnya telah diprediksi. Kayu atap bangunan telah lapuk, tembok mulai retak, serta banyak kayu jendela mulai dimakan rayap," ujarnya, Jumat, 25 Oktober 2019.
Guna mengantisipasi ancaman yang lebih besar, Agus menyebut pihaknya telah berupaya melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Cijolang hingga mengajukan proposal untuk renovasi tiga ruang sejak 2017. Untuk sementara, kegiatan belajar siswa dipindahkan ke Madrasah Al Mutadin yang berlokasi sekitar 200 meter dari sekolah.
"Pemindahan proses belajar menjaga hal yang tidak diinginkan. Karena atap roboh bukan kali pertama. Pada 2008 pernah terjadi saat kegiatan belajar. Saat itu siswa sedang beristirahat di luar kelas," ungkapnya.
Agus menambahkan peristiwa tersebut telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Namun ia tak bisa memastikan kapan sekolah akan direnovasi.
Untuk sementara, 50 siswa dari kelas 2 dan 3 menumpang belajar di Madrasah Al Mutadin. Sedangkan siswa kelas 1 tetap bersekolah seperti biasa di tiga ruang kelas yang masih tersisa.
"Sekarang ini akan berupayaa membersihkan sisa puing dan merobohkan seluruh atap ruangan kelas yang terdampak supaya tidak membahayakan," kata Agus.
Sementara itu, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, Bidang SD, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ma'mun Gunawan, mengatakan, robohnya atap kelas akibat angin kencang di SDN 02 Cijolang telah dilaporkan ke Bupati Garut.
Ia pun telah meminta Pemkab Garut agar segera merenonovasi agar siswa yang dipindahkan ke sekolah lain bisa kembali ke ruang kelas sebelumnya.
"Dinas Pendidikan Kabupaten Garut selama ini telah mencatat kekurangan ruang kelas SD sebanyak 2.000 unit. Selain itu, terdapat 3.000 unit dari 10 ribu total ruang kelas yang rusak berat tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)