Semarang: Seratusan lebih pelajar dan mahasiswa Papua yang tengah menempuh pendidikan di Provinsi Jawa Tengah memutuskan pulang kampung. Hal ini buntut dari tindakan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, tempo hari.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyayangkan aksi pulang kampung pelajar dan mahasiswa asal Papua dari Jawa Tengah. Padahal, kata dia, mereka baik-baik saja bahkan Pemprov Jateng memberikan jaminan keamanan.
"Ada yang khawatir tidak diterima kembali ke sekolah. Saya akan bilang ke Kepala Dinas Pendidikan agar para kepala sekolah menerima kembali pelajar yang sempat pulang ke Papua" kata Ganjar, Rabu, 25 September 2019.
Ganjar menyebut ada 150-an pelajar dan mahasiswa Papua yang memutuskan kembali ke Mimika. Ia berharap mereka mau kembali ke Jateng dan melanjutkan pendidikan.
"Sayang sekali kalau mereka pulang dan disana tidak melanjutkan (sekolah)," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, mengatakan, ada 600-an pelajar dan mahasiswa asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di Jateng. Rettob menyebut kepulangan sebagian pelajar dan mahasiswa lantaran merasa tidak nyaman dan mendapat intimidasi.
"Kami ke sini mau melihat, apa yang terjadi. Kita berharap mereka tetap bisa bersekolah, kuliah di Jateng," jelas Rettob.
Rettob meminta Gubernur Jateng turut menjaga dan memperhatikan nasib pendidikan pelajar dan mahasiswa Papua.
"Pengakuan mereka saat makan, didatangi orang. Kami ingin selamatkan generasi, tidak menjadi korban isu. Para orang tua berharap anak-anak mereka tetap sekolah," tegasnya.
Semarang: Seratusan lebih pelajar dan mahasiswa Papua yang tengah menempuh pendidikan di Provinsi Jawa Tengah memutuskan pulang kampung. Hal ini buntut dari tindakan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, tempo hari.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyayangkan aksi pulang kampung pelajar dan mahasiswa asal Papua dari Jawa Tengah. Padahal, kata dia, mereka baik-baik saja bahkan Pemprov Jateng memberikan jaminan keamanan.
"Ada yang khawatir tidak diterima kembali ke sekolah. Saya akan bilang ke Kepala Dinas Pendidikan agar para kepala sekolah menerima kembali pelajar yang sempat pulang ke Papua" kata Ganjar, Rabu, 25 September 2019.
Ganjar menyebut ada 150-an pelajar dan mahasiswa Papua yang memutuskan kembali ke Mimika. Ia berharap mereka mau kembali ke Jateng dan melanjutkan pendidikan.
"Sayang sekali kalau mereka pulang dan disana tidak melanjutkan (sekolah)," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, mengatakan, ada 600-an pelajar dan mahasiswa asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di Jateng. Rettob menyebut kepulangan sebagian pelajar dan mahasiswa lantaran merasa tidak nyaman dan mendapat intimidasi.
"Kami ke sini mau melihat, apa yang terjadi. Kita berharap mereka tetap bisa bersekolah, kuliah di Jateng," jelas Rettob.
Rettob meminta Gubernur Jateng turut menjaga dan memperhatikan nasib pendidikan pelajar dan mahasiswa Papua.
"Pengakuan mereka saat makan, didatangi orang. Kami ingin selamatkan generasi, tidak menjadi korban isu. Para orang tua berharap anak-anak mereka tetap sekolah," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)