Film tersebut menceritakan mengenai perjuangan Halima sebagai nelayan perempuan dan Indri, perempuan yang sehari-hari menjadi pendata gurita. Metro TV
Film tersebut menceritakan mengenai perjuangan Halima sebagai nelayan perempuan dan Indri, perempuan yang sehari-hari menjadi pendata gurita. Metro TV

Halima dan Perahu Bekas, Film Dokumenter Nelayan Perempuan di Torosiaje Gorontalo

MetroTV • 06 Februari 2023 20:37
Jakarta: Halima, merupakan tokoh utama yakni seorang nelayan perempuan yang tinggal di Desa Torosiaje, Gorontalo yang berperan sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga. Film  Halima dan Perahu Bekas diinisiasi dua pemuda asal Gorontalo, Findriani Mahmud dan Rivon Paion.
 
Film tersebut menceritakan mengenai perjuangan Halima sebagai nelayan perempuan. Film ini juga menyorot Indri, perempuan yang sehari-hari menjadi pendata gurita.
 
Keduanya sama-sama membuka mata kita untuk terus berjuang serta menghargai laut dan menjaga ekosistemnya. Untuk generasi yang akan datang.

Bekerja sebagai NGO (organisasi non profit) di Gorontalo, Findriani berperan sebagai pendamping ekonomi di Desa Torosiaje. Dia mencari dan melihat apa yang menarik untuk didokumentasi. Salah satunya, sosok nelayan Halima.
 
"Selama kami melakukan pendampingan di desa, beliau yang paling aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di desa, baik kegiatan menabung hingga kegiatan konservasi," kata Findriani dalam tayangan Kick Andy di Metro TV, Minggu, 5 Februari 2023.
 

Alasan di balik judul Halima dan Perahu Bekas


Rivon dan Findriani mengungkap alasan di balik judul Halima dan Perahu Bekas. Mereka melihat Halima menabung dari hasil melautnya untuk membeli perahu bekas.
 
Selama ini, Halima hanya menumpang kepada perahu nelayan lelaki jika ingin pergi melaut. "Beliau hanya menumpang di perahu nelayan laki-laki dengan menyumbang bensin," ujar Findriani.
 
Indri, sebagai tokoh kedua dalam dokumenter tersebut merupakan seorang pendata gurita. Indri mendata gurita yang ditangkap nelayan. Indri, kata Rivon, sembari mengedukasi masyarakat bahwa gurita betina yang masih kecil harus dilepas kembali supaya tidak punah.
 
"Apakah masih kecil ditangkap? Jadi itu gunanya juga bahwa data ini sebagai representasi bahwa ekosistem di sekitar perkampungan ini telah rusak," ujar Rivon.
 

Tak bisa lepas dari profesi nelayan


Ada sesuatu yang berhasil mereka pahami sepanjang membuat dokumenter ini. Nelayan di Gorontalo, tepatnya di Desa Torosiaje, beberapa penduduk berhasil jadi pengusaha. Namun, 90 persen tetap menjadi nelayan.
 
"Kan gurita ini jadi ekspor, juga jadi banyak juga yang berhasil di perikanan tapi hampir 90 persen itu nelayan semua," kata Rivon.
 
Findriani berharap dokumenter bisa ingin menyampaikan bagaimana perjuangan nelayan yang ada di Desa Torosiaje. Terutama mereka yang perempuan.
 
"Yang kedua, bagaimana data data yang kami kumpulkan melalui Indri bisa berdampak untuk membuat suatu aturan yang ada di desa untuk menjaga ekosistemnya, lalu yang ketiga dari isu ekonominya," kata dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan