ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id

LSI Ungkap Faktor yang Meningkatkan Dukungan Terhadap Kekerasan dan Organisasi Ekstrem

Al Abrar • 05 Mei 2023 11:40
Jakarta: Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil riset faktor tinggi atau rendahnya dukungan masyarakat terhadap kekerasan dan organisasi ekstrem. Salah satunya yaitu tingkat kesalehan, baik subjektif maupun objektif.
 
"Kesalehan, subjektif (merasa saleh) maupun objektif (frekuensi menjalankan ritual ibadah), menurunkan dukungan terhadap kekerasan ekstrem," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam paparannya saat merilis hasil survei tentang "Sikap Publik atas Kekerasan Ekstrem, Toleransi, dan Kehidupan Beragama di Indonesia", Kamis 4 Mei 2023. 
 
Selain itu kata Djayadi, tingkat kepuasan (approval rating) terhadap kinerja presiden juga menjadi faktor tinggi atau rendahnya dukungan masyarakat terhadap kekerasan dan organisasi ekstrem.

Menurutnya, semakin intoleran seseorang atau memiliki kelompok yang dibenci dan keberatan jika kelompok tersebut mendapatkan haknya sebagai warga negara cenderung pro kekerasan ekstrem. Meningkatnya dukungan terhadap hukum syariah juga membuat seseorang kian pro dengan kekerasan ekstrem.
 
"Deprivasi relatif secara signifikan meningkatkan dukungan terhadap kekerasan ekstrem. Artinya, bagi muslim yang menilai kelompok mereka diperlakukan tidak adil, cenderung setuju terhadap kekerasan ekstrem," katanya.
 
Faktor lain yang menguatkan dukungan terhadap kekerasan ekstrem adalah norma gender regresif. Selain itu, faktor usia. Semakin berumur, seseorang kian tidak mendukung kekerasan ekstrem dan begitu sebaliknya.
 
Adapun kepuasan seseorang terhadap kinerja presiden menjadi salah satu penentu tinggi atau rendahnya dukungan terhadap organisasi ekstrem. 
 
"Muslim yang puas terhadap kinerja presiden cenderung tidak mendukung organisasi kekerasan ekstrem. Begitu juga sebaliknya, bagi muslim yang tidak puas terhadap kinerja presiden cenderung mendukung organisasi kekerasan ekstrem," sambungnya.
 
Selain itu, intoleransi secara signifikan dan dukungan terhadap hukum syariah. Keempat, deprivasi relatif.
 
"Artinya, bagi muslim yang menilai kelompok mereka diperlakukan tidak adil, cenderung mendukung organisasi kekerasan ekstrem," jelasnya.
 
Dukungan terhadap organisasi ekstrem juga dipengaruhi pesan-pesan intoleransi. Semakin sering mendengar peringatan akan bahaya kelompok minoritas agama dan etnis tertentu, maka seseorang akan semakin mendukung organisasi kekerasan ekstrem.
 
"Keenam, kontak antaragama secara signifikan justru meningkatkan dukungan terhadap organisasi kekerasan ekstrem. Artinya, semakin banyak kontak antaragama akan cenderung mendukung organisasi kekerasan ekstrem. Hal ini perlu didiskusikan lebih lanjut," terangnya.
 
Kemudian, akses media. Dukungan seseorang terhadap organisasi ekstrem akan rendah jika mengakses media konvensional. Namun, dukungan meningkat kala lebih banyak mengakses media internet.
 
Selanjutnya, dukungan terhadap organisasi ekstrem lebih banyak diberikan laki-laki daripada perempuan. Dukungan tersebut semakin mengecil terhadap masyarakat yang tinggal di perkotaan, tetapi membesar pada kelompok dengan pendidikan dan pendapatan leih tinggi.
 
"Temuan-temuan survei ini menunjukkan di antara variabel-variabel diuji hubungannya dengan dukungan publik terhadap kekerasan ekstrem dan organisasi kekerasan ekstrem. Beberapa variabel signifikan sebagai kontributor dukungan, yaitu sikap intoleransi, dukungan terhadap hukum syariah, deprivasi relatif, norma gender regresif, dan sosio-demografi berupa kalangan usia muda," paparnya.
 
Survei ini digelar LSI pada 16-29 Mei 2022 dengan melibatkan 3.090 WNI yang telah memiliki hak pilih sebagai responden. Mereka diwawancarai tatap muka oleh pewawancara terlatih.
 
Penentuan sampel dengan metode acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun toleransi kesalahan (margin of error) penelitian ini sekitar 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan