Jakarta: Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) mengalami erupsi pada Minggu, 3 Desember 2023 sekitar pukul 14:54 WIB. Gunung Marapi merupakan salah satu dari gunung api aktif tipe A di Sumbar yang dipantau secara menerus oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Saat erupsi, Gunung Marapi mengeluarkan hujan abu vulkanik di sekitara area kaki gunung. Erupsi ini mengakibatkan 11 orang pendaki meninggal dunia.
Dilansir dari laman resmi Provinsi Sumatra Barat, secara geografis Gunung Marapi terletak pada posisi 0?22′47.72"LS dan 100?28′16.71" BT. Gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu memiliki ketinggian 2.891 meter di bawah permukaan laut (mdpl).
Gunung Marapi bukan pertama kali ini memuntahkan vulkanik. Lantas seperti apa sejarah erupsi Gunung Marapi? Berikut Medcom.id sudah merangkum sejarahnya.
Baca juga: Gunung Marapi di Sumbar Erupsi, 11 Pendaki Tewas
Sejarah letusan Gunung Marapi
Gunung Marapi telah meletus lebih dari 50 kali sejak abad ke-18. Pertama kali gunung ini beraktivitas dan mengeluarkan lava yakni pada tahun 1822. Namun sebelum itu, tepatnya pada tahun 1807, Gunung Marapi sudah sangat aktif beraktivitas mengeluarkan kepulan asap vulkanik.
Meletusnya Gunung Marapi tersebut biasanya disertai dengan pasir, abu, hingga suara gemuruh. Berikut adalah daftar letusannya setiap tahunnya:
Baca juga: Sejumlah Pendaki Gunung Marapi Alami Luka Bakar Terkena Erupsi
1807-1822: Terjadi letusan.
1822: Adanya kepulan asap hitam kelabu, disusul leleran lava disertai sinar api merah tua. Kemudian keluarnya asap dan awan debu.
1833-1834: Beberapa letusan kecil tercatat.
1845: Terdengar gemuruh dari dalam bumi dengan api besar terlihat.
1854: Letusan abu berlangsung beberapa hari.
1855: Gempa bumi terasa dengan tiang asap dan suara gemuruh berkelanjutan.
1856: Pada Januari, terlihat pancaran api.
1861: Aktivitas meningkat pada bulan April.
1863: Terjadi letusan.
1871: Pada 24 April, hujan abu menuju ke Bukittinggi.
1876: Awan besar dan bongkah laca muntahkan sejauh 280 m.
1878: Desember, suara gemuruh terdengar selama 10 menit.
1883: Letusan abu pada Juni, Agustus, dan erupsi kecil pada Desember.
1885: Tanggal 12 November, terlihat tiang asap.
1886: Pada 31 Maret, suara gemuruh lima kali, diikuti letusan abu dan pasir.
1888: Letusan abu dan batu pijar hingga tengah malam.
1889, 1904, 1905, 1908, 1910, 1911, 1913: Aktivitas tercatat, meski detailnya kurang jelas.
1916: Gemuruh, ledakan kecil, dan hujan abu terjadi.
1919: Ledakan dan awan abu terlihat.
1925: Sumbat lava hitam terlihat di dasar kawah.
1927: Suara letusan dengan asap berbentuk kembang kol.
1929: Letusan abu dan lava pijar terlempar.
1930: Lava terlihat di rekahan kawah.
1932: Letusan terjadi.
1949: Letusan abu dimulai dengan gempa bumi.
1951: Letusan abu dari Kepundan Bungsu.
1952: Asap berbentuk kol kembang setinggi 2000-3000 m diikuti hujan abu.
1955-1958, 1967, 1970: Aktivitas meningkat.
1971: Letusan abu di Kepundan B dan C.
1972: Peningkatan aktivitas solfatara di Kawah B dan C dan Bungsu.
1973: Letusan gas asap di Kawah Verbeek.
1975: Letusan eksplosif dengan suara gemuruh dan material pijar dari kawah Verbeek.
1977: Letusan dari kawah Verbeek.
1978: Letusan eksplosif di kawah Verbeek.
1980: Letusan eksplosif disertai suara gemuruh.
1984: Letusan di Kawah Tuo.
1987: Letusan eksplosif.
1988-1990: Rentetan letusan eksplosif dengan gemuruh dan sinar api.
Oktober 2005: Letusan abu hampir setiap hari pada Oktober.
2017: Terjadi letusan.
Januari dan Desember 2023: Kembali mengalami erupsi dan letusan.
Jakarta:
Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) mengalami erupsi pada Minggu, 3 Desember 2023 sekitar pukul 14:54 WIB. Gunung Marapi merupakan salah satu dari gunung api aktif tipe A di Sumbar yang dipantau secara menerus oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Saat erupsi, Gunung Marapi mengeluarkan hujan abu vulkanik di sekitara area kaki gunung. Erupsi ini mengakibatkan 11 orang pendaki meninggal dunia.
Dilansir dari laman resmi Provinsi
Sumatra Barat, secara geografis Gunung Marapi terletak pada posisi 0?22′47.72"LS dan 100?28′16.71" BT. Gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu memiliki ketinggian 2.891 meter di bawah permukaan laut (mdpl).
Gunung Marapi bukan pertama kali ini memuntahkan vulkanik. Lantas seperti apa sejarah erupsi Gunung Marapi? Berikut
Medcom.id sudah merangkum sejarahnya.
Sejarah letusan Gunung Marapi
Gunung Marapi telah
meletus lebih dari 50 kali sejak abad ke-18. Pertama kali gunung ini beraktivitas dan mengeluarkan lava yakni pada tahun 1822. Namun sebelum itu, tepatnya pada tahun 1807, Gunung Marapi sudah sangat aktif beraktivitas mengeluarkan kepulan asap vulkanik.
Meletusnya Gunung Marapi tersebut biasanya disertai dengan pasir, abu, hingga suara gemuruh. Berikut adalah daftar letusannya setiap tahunnya:
- 1807-1822: Terjadi letusan.
- 1822: Adanya kepulan asap hitam kelabu, disusul leleran lava disertai sinar api merah tua. Kemudian keluarnya asap dan awan debu.
- 1833-1834: Beberapa letusan kecil tercatat.
- 1845: Terdengar gemuruh dari dalam bumi dengan api besar terlihat.
- 1854: Letusan abu berlangsung beberapa hari.
- 1855: Gempa bumi terasa dengan tiang asap dan suara gemuruh berkelanjutan.
- 1856: Pada Januari, terlihat pancaran api.
- 1861: Aktivitas meningkat pada bulan April.
- 1863: Terjadi letusan.
- 1871: Pada 24 April, hujan abu menuju ke Bukittinggi.
- 1876: Awan besar dan bongkah laca muntahkan sejauh 280 m.
- 1878: Desember, suara gemuruh terdengar selama 10 menit.
- 1883: Letusan abu pada Juni, Agustus, dan erupsi kecil pada Desember.
- 1885: Tanggal 12 November, terlihat tiang asap.
- 1886: Pada 31 Maret, suara gemuruh lima kali, diikuti letusan abu dan pasir.
- 1888: Letusan abu dan batu pijar hingga tengah malam.
- 1889, 1904, 1905, 1908, 1910, 1911, 1913: Aktivitas tercatat, meski detailnya kurang jelas.
- 1916: Gemuruh, ledakan kecil, dan hujan abu terjadi.
- 1919: Ledakan dan awan abu terlihat.
- 1925: Sumbat lava hitam terlihat di dasar kawah.
- 1927: Suara letusan dengan asap berbentuk kembang kol.
- 1929: Letusan abu dan lava pijar terlempar.
- 1930: Lava terlihat di rekahan kawah.
- 1932: Letusan terjadi.
- 1949: Letusan abu dimulai dengan gempa bumi.
- 1951: Letusan abu dari Kepundan Bungsu.
- 1952: Asap berbentuk kol kembang setinggi 2000-3000 m diikuti hujan abu.
- 1955-1958, 1967, 1970: Aktivitas meningkat.
- 1971: Letusan abu di Kepundan B dan C.
- 1972: Peningkatan aktivitas solfatara di Kawah B dan C dan Bungsu.
- 1973: Letusan gas asap di Kawah Verbeek.
- 1975: Letusan eksplosif dengan suara gemuruh dan material pijar dari kawah Verbeek.
- 1977: Letusan dari kawah Verbeek.
- 1978: Letusan eksplosif di kawah Verbeek.
- 1980: Letusan eksplosif disertai suara gemuruh.
- 1984: Letusan di Kawah Tuo.
- 1987: Letusan eksplosif.
- 1988-1990: Rentetan letusan eksplosif dengan gemuruh dan sinar api.
- Oktober 2005: Letusan abu hampir setiap hari pada Oktober.
- 2017: Terjadi letusan.
- Januari dan Desember 2023: Kembali mengalami erupsi dan letusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)