medcom.id, Jayapura: Danrem Merauke Brigjen TNI Supartodi mengaku siap bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan seorang bocah di Bandara Moppah Merauke, Papua. Danrem mengatakan peristiwa itu murni kelalaian.
"Saya minta maaf kepada keluarga korban atas kejadian ini. kami tetap bertangungjawab. Dan anggota itu tetap di proses, itu adalah sebuah kelalaian," tegas Supartodi, Senin (9/3/2015).
Adapun kronologi peristiwa maut itu yaitu:
Pukul 08.25 WIT, Kabengkangdam XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo akan kembali ke Jayapura dengan pesawat Lion Air. Protokoler Yonif 755/ Yalet Praka Dedi Purwanto melakukan check in tiket dan barang milik Kolonel Cba Mursito.
Pukul 08.30, Praka Dedi mengosongkan senjata milik Kolonel Cba Mursito di counter Lion Air. Praka Dedu bermaksud menitipkannya ke petugas pengamanan pesawat.
Saat mengosongkan peluru, senjata mengarah ke dinding. Picu ditarik. Ternyata masih ada peluru dalam pistol. Peluru lalu mengenai dinding yang terbuat dari triplek. Peluru menembus dinding.
Di balik dinding, Sugiono, 31, beserta anaknya, Novan Aditama Saputra, tengah duduk. Saat kejadian, Sugiono tengah memangku putranya yang masih berusia enam tahun itu. Peluru mengenai keduanya.
Praka Dedi beserta keluarga dan petugas bandara langsung melarikan keduanya ke RSUD Kabupaten Merauke.
Pukul 08.45, kedua korban tiba di rumah sakit. Tindakan medis langsung dilakukan.
Pukul 09.10, Novan meninggal di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dengan luka tembak di punggung kiri. Sementara Sugiono masih menjalani operasi pada luka tembak di punggung kiri yang menembus dada sebelah kiri.
Pukul 09.30, Danyonif 755/ Yalet bersma Pasi Intel Yonif 755/Yalet menjenguk korban.
Pukul 09.35, anggota Subdenpom XVII-A/ Merauke menjemput Praka Dedi untuk mempertanggungjawabkan kelalaiannya.
Pukul 09.55, Danrem 174/ATW bersama Kabengkangdam XVII/Cendrasawih tiba di UGD RSUD Merauke.
Kedua korban merupakan warga Kampung Salor 2 Kelurahan Salor, Distrik Kurik, Merauke. Sugiono berecana membawa putranya yang dalam kondisi sakit itu ke Yogyakarta untuk pengobatan.
medcom.id, Jayapura: Danrem Merauke Brigjen TNI Supartodi mengaku siap bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan seorang bocah di Bandara Moppah Merauke, Papua. Danrem mengatakan peristiwa itu murni kelalaian.
"Saya minta maaf kepada keluarga korban atas kejadian ini. kami tetap bertangungjawab. Dan anggota itu tetap di proses, itu adalah sebuah kelalaian," tegas Supartodi, Senin (9/3/2015).
Adapun kronologi peristiwa maut itu yaitu:
Pukul 08.25 WIT, Kabengkangdam XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo akan kembali ke Jayapura dengan pesawat Lion Air. Protokoler Yonif 755/ Yalet Praka Dedi Purwanto melakukan check in tiket dan barang milik Kolonel Cba Mursito.
Pukul 08.30, Praka Dedi mengosongkan senjata milik Kolonel Cba Mursito di counter Lion Air. Praka Dedu bermaksud menitipkannya ke petugas pengamanan pesawat.
Saat mengosongkan peluru, senjata mengarah ke dinding. Picu ditarik. Ternyata masih ada peluru dalam pistol. Peluru lalu mengenai dinding yang terbuat dari triplek. Peluru menembus dinding.
Di balik dinding, Sugiono, 31, beserta anaknya, Novan Aditama Saputra, tengah duduk. Saat kejadian, Sugiono tengah memangku putranya yang masih berusia enam tahun itu. Peluru mengenai keduanya.
Praka Dedi beserta keluarga dan petugas bandara langsung melarikan keduanya ke RSUD Kabupaten Merauke.
Pukul 08.45, kedua korban tiba di rumah sakit. Tindakan medis langsung dilakukan.
Pukul 09.10, Novan meninggal di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dengan luka tembak di punggung kiri. Sementara Sugiono masih menjalani operasi pada luka tembak di punggung kiri yang menembus dada sebelah kiri.
Pukul 09.30, Danyonif 755/ Yalet bersma Pasi Intel Yonif 755/Yalet menjenguk korban.
Pukul 09.35, anggota Subdenpom XVII-A/ Merauke menjemput Praka Dedi untuk mempertanggungjawabkan kelalaiannya.
Pukul 09.55, Danrem 174/ATW bersama Kabengkangdam XVII/Cendrasawih tiba di UGD RSUD Merauke.
Kedua korban merupakan warga Kampung Salor 2 Kelurahan Salor, Distrik Kurik, Merauke. Sugiono berecana membawa putranya yang dalam kondisi sakit itu ke Yogyakarta untuk pengobatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)