Sikka: Seorang pria, EV, di Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara meninggal diduga panik saat gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores yang dirasakan juga di Kabupaten Sikka pada Selasa, 14 Desember kemarin.
Salah satu keluarga korban bernama Ida mengatakan saat ini korban sudah di rumah duka untuk didoakan oleh keluarga sebelum dimakamkan. "Saat ini keluarga sedang berkumpul di rumah duka, dan kepergiannya kemungkinan karena panik" kata Ida di Sikka, Rabu, 15 Desember 2021.
Ida menceritakan meninggalnya EV itu berawal dari saat korban bersama anak-anaknya menunggu kedatangan istrinya yang sedang berada di sekolah. Sesaat kemudian, gempa terjadi. Korban dan anak-anaknya kemudian panik. Apalagi di tengah kepanikan ia melihat banyak warga yang berlarian keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
Baca: 267 Gempa Susulan Terjadi di NTT
"Korban saat kejadian tetap bertahan di rumah sambil menunggu istrinya. Anak-anaknya sudah keluar rumah menyelamatkan diri," tambah dia.
Tak berselang lama, istri korban pun tiba, dan korban langsung membonceng sepeda motor menuju ke Nelle daerah yang aman dari tsunami.
"Tetapi kira-kira 20 meter, korban kemudian memberhentikan kendaraannya, lalu tiba-tiba jatuh pingsan, hingga dirujuk ke RS Kewapante," ceritanya.
Ia sempat meminta pertolongan kepada warga yang lain, tetapi tidak mengindahkan karena semuanya panik dan berlarian menyelamatkan diri.
"Tetapi kemudian ada satu mobil yang kami tahan dan akhirnya mau mengantarkan korban ke RS TC Hillers," tambah dia.
Sikka: Seorang pria, EV, di Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara meninggal diduga panik saat
gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores yang dirasakan juga di Kabupaten Sikka pada Selasa, 14 Desember kemarin.
Salah satu keluarga korban bernama Ida mengatakan saat ini korban sudah di rumah duka untuk didoakan oleh keluarga sebelum dimakamkan. "Saat ini keluarga sedang berkumpul di rumah duka, dan kepergiannya kemungkinan karena panik" kata Ida di Sikka, Rabu, 15 Desember 2021.
Ida menceritakan meninggalnya EV itu berawal dari saat korban bersama anak-anaknya menunggu kedatangan istrinya yang sedang berada di sekolah. Sesaat kemudian, gempa terjadi. Korban dan anak-anaknya kemudian panik. Apalagi di tengah kepanikan ia melihat banyak warga yang berlarian keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
Baca: 267 Gempa Susulan Terjadi di NTT
"Korban saat kejadian tetap bertahan di rumah sambil menunggu istrinya. Anak-anaknya sudah keluar rumah menyelamatkan diri," tambah dia.
Tak berselang lama, istri korban pun tiba, dan korban langsung membonceng sepeda motor menuju ke Nelle daerah yang aman dari tsunami.
"Tetapi kira-kira 20 meter, korban kemudian memberhentikan kendaraannya, lalu tiba-tiba jatuh pingsan, hingga dirujuk ke RS Kewapante," ceritanya.
Ia sempat meminta pertolongan kepada warga yang lain, tetapi tidak mengindahkan karena semuanya panik dan berlarian menyelamatkan diri.
"Tetapi kemudian ada satu mobil yang kami tahan dan akhirnya mau mengantarkan korban ke RS TC Hillers," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)