"Kami memasang alat itu di beberapa titik untuk sistem EWS bagi masyarakat setempat, agar lebih mudah memantau jika terjadi banjir lahar dan sebagainya," kata Pembina SAR Surabaya, Saiful Hasan, saat dikonfirmasi, Senin, 10 Januari 2022.
Baca: Dinkes Medan Tunggu Hasil Uji Sampel WNA Terindikasi Omicron
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Saiful tidak merinci detail lokasi tempat dipasangnya EWS CCTV tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa EWS CCTV ini, terdiri dari dua tower dengan tinggi masing-masing 20 meter dilengkapi dengan tiga CCTV khusus jarak jauh.
"Juga ada solar panel dan PTP transmission unit yang ditempatkan di daerah hulu, Curah Kobokan dan Kamar A. Satu tower base station dan monitoring di Kajar Kuning, satu monitoring station di Sumbersari Pronojiwo," jelasnya.
Saiful menyebut alat EWS ini juga dilengkapi satu Radio Pancar Ulang di Kebon Agung Sumberwuluh, untuk memaksimalkan komunikasi frekuensi handytalkie (HT) dari daerah hulu sampai hilir. Nantinya relawan bisa berkomunikasi secara cepat lewat HT tersebut.
"Relawan-relawan lokal yang merupakan penduduk dari beberapa desa di sepanjang kanal lahar Besuk Kobokan akan dilengkapi dengan perangkat HT agar informasi pemantauan Semeru bisa tersampaikan dengan cepat dan luas," ungkapnya.
Dengan monitoring area dalam 24/7, lanjut Saiful, disertai jaring komunikasi yang cepat ke stakeholder dan penduduk lebih meluas maka langkah mitigasi bahaya dari aktivitas vulkanik Semeru bisa memperoleh hasil yang maksimal. "Nantinya bisa dipantau oleh masyarakat sekitar secara mandiri di perangkat handphone masing-masing realtime," ujarnya.