Medan: Aliansi Jurnalis Independen Kota Medan mencatat terjadi empat kasus kekerasan terhadap pers yang menonjol di Sumatra Utara dalam sebulan terakhir. Koordinator Divisi Advokasi AJI Medan Eka Azwin mengungkapkan, kasus pembunuhan terhadap Mara Salem (Marsal) Harahap menambah panjang daftar kekerasan terhadap jurnalis di Sumut dalam sebulan terakhir.
"Dengan kasus pembunuhan Marsal (Mara Salem), berarti sudah ada empat kasus kekerasan terhadap pers yang menonjol dalam sebulan terakhir," sebutnya, melansir Mediaindonesia.com, Rabu, 23 Juni 2021.
Sebelum kasus pembunuhan Marsal, terang dia, pada 29 Mei 2021 rumah seorang jurnalis bernama Abdul Kohar Lubis di Kota Pematangsiantar diteror orang tak dikenal (OTK) dengan percobaan pembakaran rumah.
Kemudian pada 31 Mei 2021, mobil jurnalis Metro TV asal Kabupaten Serdangbedagai, Pujianto Sergai, yang terparkir di depan rumahnya dibakar OTK. Selanjutnya pada 13 Juni 2021 rumah orang tua seorang jurnalis di Kota Binjai, Sofian, dibakar OTK.
Baca: Setahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Ada Perlakuan Kurang Baik pada Jurnalis
Sofian yang kerap memberitakan tentang maraknya perjudian di kota itu juga pernah diteror dengan bom molotov dan tembakan airsoft gun di rumahnya. Terkait dengan ini, AJI Medan, kata Eka, meminta Polda Sumut, Polres Pematangsiantar, Polres Serdangbedagai, dan Polres Binjai untuk melanjutkan pengusutan kasus-kasus itu, sampai tuntas.
"Ketidakpastian hukum dalam kasus kekerasan terhadap jurnalis menjadi preseden buruk yang merugikan dunia pers karena tidak memberi efek jera bagi pelaku kejahatan," tegasnya.
Kondisi ini juga menurut dia menjadi penyebab semakin tingginya jumlah dan kualitas kekerasan terhadap jurnalis di Sumatera Utara.
Pada Sabtu, 19 Juni, Mara Salem (Marsal) Harahap, pemimpin redaksi salah satu media massa online di Sumut, ditemukan bersimbah darah di dalam mobil yang dikendarainya. Ia ditemukan tidak jauh dari rumahnya di Huta VII, Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun.
Medan: Aliansi Jurnalis Independen Kota Medan mencatat terjadi empat kasus k
ekerasan terhadap pers yang menonjol di Sumatra Utara dalam sebulan terakhir. Koordinator Divisi Advokasi AJI Medan Eka Azwin mengungkapkan, kasus pembunuhan terhadap Mara Salem (Marsal) Harahap menambah panjang daftar kekerasan terhadap jurnalis di Sumut dalam sebulan terakhir.
"Dengan kasus pembunuhan Marsal (Mara Salem), berarti sudah ada empat kasus kekerasan terhadap pers yang menonjol dalam sebulan terakhir," sebutnya, melansir Mediaindonesia.com, Rabu, 23 Juni 2021.
Sebelum kasus pembunuhan Marsal, terang dia, pada 29 Mei 2021 rumah seorang jurnalis bernama Abdul Kohar Lubis di Kota Pematangsiantar diteror orang tak dikenal (OTK) dengan percobaan pembakaran rumah.
Kemudian pada 31 Mei 2021, mobil jurnalis Metro TV asal Kabupaten Serdangbedagai, Pujianto Sergai, yang terparkir di depan rumahnya dibakar OTK. Selanjutnya pada 13 Juni 2021 rumah orang tua seorang jurnalis di Kota Binjai, Sofian, dibakar OTK.
Baca: Setahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Ada Perlakuan Kurang Baik pada Jurnalis
Sofian yang kerap memberitakan tentang maraknya perjudian di kota itu juga pernah diteror dengan bom molotov dan tembakan airsoft gun di rumahnya. Terkait dengan ini, AJI Medan, kata Eka, meminta Polda Sumut, Polres Pematangsiantar, Polres Serdangbedagai, dan Polres Binjai untuk melanjutkan pengusutan kasus-kasus itu, sampai tuntas.
"Ketidakpastian hukum dalam kasus kekerasan terhadap jurnalis menjadi preseden buruk yang merugikan dunia pers karena tidak memberi efek jera bagi pelaku kejahatan," tegasnya.
Kondisi ini juga menurut dia menjadi penyebab semakin tingginya jumlah dan kualitas kekerasan terhadap jurnalis di Sumatera Utara.
Pada Sabtu, 19 Juni, Mara Salem (Marsal) Harahap, pemimpin redaksi salah satu media massa online di Sumut, ditemukan bersimbah darah di dalam mobil yang dikendarainya. Ia ditemukan tidak jauh dari rumahnya di Huta VII, Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)