Karawang: Viral video Imas Kustiani, seorang guru honorer yang menderita stroke tetap semangat mengikuti tes seleksi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Imas mengikuti tes tersebut agar dapat membiayai pengobatannya.
Imas mengikuti tes PPPK di SMA Negeri 3 Karawang. Suami Imas Kustiani Nana Suhana mengatakan, Imas mengalami sakit pada kakinya ketika menuju ruang kelas ujian. Tiga orang petugas dan panitia ujian yang melihatnya langsung membantu Imas. Imas pun langsung digendong menuju ruang kelas ujian.
Guru honorer berusia 53 tahun itu sudah tiga tahun terkena stroke. Imas sebelumnya menjalani pengobatan di rumah sakit dan juga terapi. Namun, karena keterbatasan ekonomi Imas harus menghentikan terapinya.
"Sudah pengobatan ke rumah sakit, dan dibantu dengan terapi, namun karena terkendala ekonomi maka Ibu Imas pun keluar dari terapinya," jelas Nana dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 22 September, 2021.
Nana mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk sekali datang ke fasilitas kesehatan sebanyak Rp100 - Rp150 ribu. Sementara itu, Nana hanya seorang penjual es.
"Ya saya jualan es, namanya jualan enggak bisa ditentukan penghasilannya, kadang untuk menambah saya menjadi tukang ojek," ujarnya.
Pembelajaran jarak jauh memudahkan Imas untuk mengajar anak didiknya. Imas pun banyak dibantu oleh rekan-rekan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mengingat stroke ringan yang diderita Imas membuatnya agak kesulitan berbicara.
Imas yang bekerja di SD Negeri Wancimekar 1, Desa Wancimekar, Kecamatan Kota Baru, Karawang, Jawa Barat ini selalu bersemangat dalam mengikuti tes, meski dengan kondisinya saat ini. Nana berharap Imas dapat lulus dalam seleksi yang akan diumumkan pada Kamis, 22 September 2021 dan bisa menjalani pengobatannya kembali. (Widya Finola Ifani Putri)
Karawang: Viral video Imas Kustiani, seorang guru honorer yang menderita stroke tetap semangat mengikuti tes seleksi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Imas mengikuti tes tersebut agar dapat membiayai pengobatannya.
Imas mengikuti tes PPPK di SMA Negeri 3 Karawang. Suami Imas Kustiani Nana Suhana mengatakan, Imas mengalami sakit pada kakinya ketika menuju ruang kelas ujian. Tiga orang petugas dan panitia ujian yang melihatnya langsung membantu Imas. Imas pun langsung digendong menuju ruang kelas ujian.
Guru honorer berusia 53 tahun itu sudah tiga tahun terkena stroke. Imas sebelumnya menjalani pengobatan di rumah sakit dan juga terapi. Namun, karena keterbatasan ekonomi Imas harus menghentikan terapinya.
"Sudah pengobatan ke rumah sakit, dan dibantu dengan terapi, namun karena terkendala ekonomi maka Ibu Imas pun keluar dari terapinya," jelas Nana dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 22 September, 2021.
Nana mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk sekali datang ke fasilitas kesehatan sebanyak Rp100 - Rp150 ribu. Sementara itu, Nana hanya seorang penjual es.
"Ya saya jualan es, namanya jualan enggak bisa ditentukan penghasilannya, kadang untuk menambah saya menjadi tukang ojek," ujarnya.
Pembelajaran jarak jauh memudahkan Imas untuk mengajar anak didiknya. Imas pun banyak dibantu oleh rekan-rekan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mengingat stroke ringan yang diderita Imas membuatnya agak kesulitan berbicara.
Imas yang bekerja di SD Negeri Wancimekar 1, Desa Wancimekar, Kecamatan Kota Baru, Karawang, Jawa Barat ini selalu bersemangat dalam mengikuti tes, meski dengan kondisinya saat ini. Nana berharap Imas dapat lulus dalam seleksi yang akan diumumkan pada Kamis, 22 September 2021 dan bisa menjalani pengobatannya kembali. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)