Banyuasin: Warga di Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan mengeluhkan limbah debu dari pabrik galangan kapal. Limbah tersebut masuk ke rumah warga serta mencemari air Sungai Musi yang notabennya airnya digunakan untuk keperluan masyarakat.
Lokasi yang paling parah dicemari limbah pemotongan kapal milik perusahaan galangan kapal PT Mariana Bahagia yakni di Gang Burot, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin. Hal ini lantaran pemukiman warga berada di samping pabrik pembuatan dan perbaikan kapal tersebut.
Menurut salah satu warga Herlina limbah debu potongan maupun saat membersihkan kapal kerap berterbangan saat tertiup angin. Debu-debu mengandung partikel besi halus tersebut selain masuk ke dalam rumah juga menempel di pakaian yang sedang dijemur warga.
Akibatnya, jika pakaian itu dipakai akan terasa gatal-gatal dan terkadang juga tak jarang membuat iritasi kulit. Selain masuk rumah warga, limbah debu besi juga turut mengotori sungai Musi. Hal ini dibuktikan dengan kualitas air sungai Musi yang semakin keruh.
Sungai Musi merupakan sumber air bagi warga Sumatera Selatan terutama perusahaan-perusahaan PDAM. Warga berharap limbah besi dapat segera diatasi sehingga warga setempat tidak lagi khawatir dengan kesehatan mereka.
“Kalau lagi banyak debunya itu ya mengganggu sekali. Kalau lagi jemur pakaian itu nempel gatal-gatal badan saat dipakai” ucap warga korban pencemaran limbah, Herlina. (Raja Alif Adhi Budoyo)
Banyuasin: Warga di Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan mengeluhkan limbah debu dari pabrik galangan kapal. Limbah tersebut masuk ke rumah warga serta mencemari air Sungai Musi yang notabennya airnya digunakan untuk keperluan masyarakat.
Lokasi yang paling parah dicemari limbah pemotongan kapal milik perusahaan galangan kapal PT Mariana Bahagia yakni di Gang Burot, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin. Hal ini lantaran pemukiman warga berada di samping pabrik pembuatan dan perbaikan kapal tersebut.
Menurut salah satu warga Herlina limbah debu potongan maupun saat membersihkan kapal kerap berterbangan saat tertiup angin. Debu-debu mengandung partikel besi halus tersebut selain masuk ke dalam rumah juga menempel di pakaian yang sedang dijemur warga.
Akibatnya, jika pakaian itu dipakai akan terasa gatal-gatal dan terkadang juga tak jarang membuat iritasi kulit. Selain masuk rumah warga, limbah debu besi juga turut mengotori sungai Musi. Hal ini dibuktikan dengan kualitas air sungai Musi yang semakin keruh.
Sungai Musi merupakan sumber air bagi warga Sumatera Selatan terutama perusahaan-perusahaan PDAM. Warga berharap limbah besi dapat segera diatasi sehingga warga setempat tidak lagi khawatir dengan kesehatan mereka.
“Kalau lagi banyak debunya itu ya mengganggu sekali. Kalau lagi jemur pakaian itu nempel gatal-gatal badan saat dipakai” ucap warga korban pencemaran limbah, Herlina. (
Raja Alif Adhi Budoyo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)