Ilustrasi padi yang terserang hama wereng/MI/Tosiani
Ilustrasi padi yang terserang hama wereng/MI/Tosiani

El Nino Basah, Petani Diminta Waspadai Hama Wereng

Tosiani • 28 April 2014 22:17
medcom.id, Temanggung: Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit  (LPHP) Wilayah Karesidenan Kedu, Retno Dyah Ratmawati meminta para petani mewaspadai serangan hama wereng. Soalnya iklim el nino basah seperti  sekarang ini membuat potensi serangan wereng relatif tinggi.
 
"Iklimnya sekarang harusnya sudah kemarau, tapi ini elnino basah atau  kemarau basah, jadi masih banyak hujan. Jadi lingkungna pertanian lembab  tetapi panas. Iklim semacam ini amat disukai wereng," kata Retno, Senin  (28/4).
 
Apalagi kebiasaan petani di Temanggung selalu tanam tidak serentak,  sehingga serangan wereng mudah berpindah ke tempat lainnya yang baru  mulai tanam. Berdasarkan sifatnya, wereng bisa berpindah ke tempat yang  jauhnya hingga sekitar dua kilometer. Ditambah lagi ketersediaan air di  daerah Temanggung selalu cukup, sehingga makin menyenangkan wereng.

"Tetapi sebentar lagi di beberapa daerah Temanggung sudah akan mulai tanam  tembakau, sehingga siklus wereng ini akan terputus. Hanya untuk  Kecamatan Pringsurat memang tidak ada tembakau, tapi disana pola  tanamnya serentak, sehingga potensi terserang wereng kecil," kata Retno.
 
Serangan wereng membuat tanaman kerdil, pertumbuhan tanaman terganggu,  sehingga produksi tanaman berkurang. Namun jika terlambat melapor dan  terlambat ditangani maka akan menimbulkan puso. Apalagi petugas  pengendalian hama juga jumlahnya terbatas. Idealnya di satu desa ada  satu petugas. Namun saat ini, di satu kecamatan hanya ada satu hingga dua orang petugas.
 
Penyebab lainnya, kata Retno, karena banyak petani yang masih  menggunakan padi dari varietas baru dan lokal yang tidak tahan terhadap  serangan wereng. Di antaranya pandan wangi dan mentik wangi.
 
Sebelumnya, hama wereng menyerang ratusan hektar tanaman padi di empat  desa, yakni Joho, Jurang, Tlogorejo (Kecamatan Temanggung) dan Desa Salamsari di Kecamatan Kedu. Namun untuk serangan wereng di Salamsari  sudah dilakukan upaya pengendalian, yakni dengan fasilitasi kondisi  eksplosif. Lainnya dengna memberi bantuan sarana pengendalian berupa  pestisida.
 
"Kita juga berikan pendampingan dari petugas pengamat atau POPT ke  petani untuk upaya pengendalian itu. Kita utamakan pengendalian pada  tanaman muda, meski yang tua juga tetap kita kendalikan supaya wereng  tidak migran atau berpindah. Kita juga pasang lampu perangkap untuk  memonitor serangga karena wereng suka cahaya. Di tiap kecamatan ada 2-3  lampu perangkap," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGT)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan