Apel Peringatan Hari Santri Nasional di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, 24 Oktober 2022. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Apel Peringatan Hari Santri Nasional di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, 24 Oktober 2022. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Wapres Ajak Santri Lanjutkan Warisan Muhammadiyah dan NU

Ahmad Mustaqim • 24 Oktober 2022 13:39
Yogyakarta: Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak para santri meneruskan warisan pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Dua organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari telah terlibat panjang dalam memperjuangkan kemerdekaan negara. 
 
"Dua organisasi ini adalah warisan yang sangat baik bagi keduanya, tempat mengabdikan diri," kata Ma'ruf Amin dalam Apel Peringatan Hari Santri Nasional di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, 24 Oktober 2022. 
 
Ia mengungkapkan keputusan pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional setiap 22 Oktober sebagai bentuk penghargaan kepada kiai dan santri yang telah berjuang dalam masa kemerdekaan hingga menyusun kesepakatan nasional NKRI dan UUD 45. Keputusan tersebut, kata dia, diharapkan menjadi teladan santri saat ini dan yang akan datang. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Santri saat itu mengorbankan jiwa dan raga mereka. Semangat ini juga ditunjukkan melalui semangat hubbul wathan atau cinta Tanah Air," ungkapnya. 
 
Baca juga: Bertolak ke DIY, Wapres Hadiri Hari Santri di Pesantren Muhammadiyah Prambanan

Ma'ruf Amin menyebut MBS menjadi salah satu warisan KH Ahmad Dahlan yang harus diteruskan. Lembaga pendidikan itu menjadi medium jihad dalam mencerdaskan anak bangsa. 
 
"Jika mereka (KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari) disebut mujahidin yaitu pejuang melahirkan kemerdekaan, maka santri harus menjadi mujahidin dalam bentuk lain," ujarnya. 
 
Ia menegaskan para santri harus jadi representasi dalam menjalankan nilai-nilai yang ada di Muhammadiyah dan NU. Nilai-nilai tersebut dalam satunya dengan memberikan kontribusi yang baik untuk negara. 
 
"Bangsa ini tidak boleh melanggar kesepakatan karena itu mengawal kesepakatan nasional. Itu merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan. Mengawal kesepakatan nasional tidak bertentangan dengan semangat memenuhi janji kepada Allah," tuturnya. 
 
(MEL)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif