Tangerang: Sebanyak 14 warga Batusari, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang terjangkit penyakit cikungunya. Belasan warga itu kini tengah mendapat perawatan di puskesmas di daerah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengatakan berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh petugas di lapangan, pihaknya menemukan kasus yang mengarah pada gejala klinis cikungunya seperti badan kaku linu, demam, pusing, mual, dan timbul bercak dan bintik merah di tangan kaki.
"Hasil pemeriksaan darah rutin dari beberapa pasien yang dirawat dalam batas normal. Rata-rata yang dirawat karena lemas dan ada gejala muntah. Dari 14 yang suspek chikungunya, rata-rata sudah mendapatkan penanganan medis dan sudah membaik bahkan sembuh," kata Dini di Kota Tangerang, Minggu, 24 Juli 2022.
Dini menuturkan cikungunya merupakan penyakit self limiting disease (dapat sembuh sendiri dalam kurun waktu 1-2 minggu gejala hilang dan cenderung tidak parah), maka yang diutamakan adalah pencegahannya agar tidak berkembang dan menular lebih banyak lagi. Menurut dia warga bisa memberantas perindukan nyamuk sebagai pembawa virus tersebut.
"Disebabkan virus cikungunya yang dibawa oleh nyamuk dengue atau nyamuk albopictus yang terinfeksi. Oleh karenanya ditekankan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M plus, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang-barang," jelasnya.
Dini menjelaskan pihaknya kini telah menggiatkan kembali jumantik (juru pemantau jentik) dan melakukan penyuluhan terkait pemberantasan sarang nyamuk. Selain melakukan penyuluhan, lanjutnya, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga dan juga membagikan bubuk abate untuk memberantas jentik nyamuk.
"Dinas kesehatan pun telah mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan berkembangnya penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Petugas puskesmas di Kota Tangerang saat ini telah mengunjungi langsung tiap rumah warga guna memberantas penyakit itu," ujarnya.
Tangerang: Sebanyak 14 warga Batusari, Kecamatan Batu Ceper,
Kota Tangerang terjangkit penyakit
cikungunya. Belasan warga itu kini tengah mendapat perawatan di puskesmas di daerah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengatakan berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh petugas di lapangan, pihaknya menemukan kasus yang mengarah pada
gejala klinis cikungunya seperti badan kaku linu, demam, pusing, mual, dan timbul bercak dan bintik merah di tangan kaki.
"Hasil pemeriksaan darah rutin dari beberapa pasien yang dirawat dalam batas normal. Rata-rata yang dirawat karena lemas dan ada gejala muntah. Dari 14 yang suspek chikungunya, rata-rata sudah mendapatkan penanganan medis dan sudah membaik bahkan sembuh," kata Dini di Kota Tangerang, Minggu, 24 Juli 2022.
Dini menuturkan cikungunya merupakan penyakit
self limiting disease (dapat sembuh sendiri dalam kurun waktu 1-2 minggu gejala hilang dan cenderung tidak parah), maka yang diutamakan adalah pencegahannya agar tidak berkembang dan menular lebih banyak lagi. Menurut dia warga bisa memberantas perindukan nyamuk sebagai pembawa virus tersebut.
"Disebabkan virus cikungunya yang dibawa oleh nyamuk dengue atau nyamuk albopictus yang terinfeksi. Oleh karenanya ditekankan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M plus, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang-barang," jelasnya.
Dini menjelaskan pihaknya kini telah menggiatkan kembali jumantik (juru pemantau jentik) dan melakukan penyuluhan terkait pemberantasan sarang nyamuk. Selain melakukan penyuluhan, lanjutnya, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga dan juga membagikan bubuk abate untuk memberantas jentik nyamuk.
"Dinas kesehatan pun telah mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan berkembangnya penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Petugas puskesmas di Kota Tangerang saat ini telah mengunjungi langsung tiap rumah warga guna memberantas penyakit itu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)