medcom.id, Tulungagung: Sebuah jembatan beton sepanjang 20 meter yng menghubungkan dua kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur roboh diterjang banjir bandang yang melanda kawasan hulu sungai setempat, Minggu (13/7/2014) dini hari.
Akibat putusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Kampak dengan Watulimo di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo itu, arus lalu-lintas pun terputus total.
Kendaraan roda dua atau lebih, dari Kecamatan Kampak yang ingin bepergian ke Watulimo maupun sebaliknya, saat ini harus menempuh jalur memutar puluhan kilometer dengan melewati daerah perbatasan Kabupaten Tulungagung yang ada di sisi timur daerah tersebut.
"Debit air meningkat tajam sehingga menyebabkan arus sungai Duren Jenggot tidak terkendali dan menggerus pondasi jembatan yang sebagian memang sudah menggantung akibat banjir sebelumnya," tutur Suranto, salah seorang warga Desa Gemaharjo.
Tidak ada laporan korban jiwa akibat insiden runtuhnya jembatan yang memiliki bentang sekitar 20 meter dan kedalaman atau ketinggian sekitar enam meter tersebut.
Menurut kesaksian sejumlah warga, jembatan runtuh saat kondisi jalanan sepi. Warga yang mendengar suara berdebum bersamaan dengan runtuhnya badan jembatan langsung menutup akses jalan utama penghubung dua kecamatan itu untuk menghindari kendaraan terperosok ke dasar sungai.
Runtuhnya jembatan Duren Jenggot di Desa Gemaharjo diawali hujan deras yang mengguyur wilayah Trenggalek bagian selatan ini sejak Sabtu (12/7/2014) sore. Tingginya curah hujan menyebabkan debit dan arus sungai meningkat tajam dari kawasan hulu.
medcom.id, Tulungagung: Sebuah jembatan beton sepanjang 20 meter yng menghubungkan dua kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur roboh diterjang banjir bandang yang melanda kawasan hulu sungai setempat, Minggu (13/7/2014) dini hari.
Akibat putusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Kampak dengan Watulimo di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo itu, arus lalu-lintas pun terputus total.
Kendaraan roda dua atau lebih, dari Kecamatan Kampak yang ingin bepergian ke Watulimo maupun sebaliknya, saat ini harus menempuh jalur memutar puluhan kilometer dengan melewati daerah perbatasan Kabupaten Tulungagung yang ada di sisi timur daerah tersebut.
"Debit air meningkat tajam sehingga menyebabkan arus sungai Duren Jenggot tidak terkendali dan menggerus pondasi jembatan yang sebagian memang sudah menggantung akibat banjir sebelumnya," tutur Suranto, salah seorang warga Desa Gemaharjo.
Tidak ada laporan korban jiwa akibat insiden runtuhnya jembatan yang memiliki bentang sekitar 20 meter dan kedalaman atau ketinggian sekitar enam meter tersebut.
Menurut kesaksian sejumlah warga, jembatan runtuh saat kondisi jalanan sepi. Warga yang mendengar suara berdebum bersamaan dengan runtuhnya badan jembatan langsung menutup akses jalan utama penghubung dua kecamatan itu untuk menghindari kendaraan terperosok ke dasar sungai.
Runtuhnya jembatan Duren Jenggot di Desa Gemaharjo diawali hujan deras yang mengguyur wilayah Trenggalek bagian selatan ini sejak Sabtu (12/7/2014) sore. Tingginya curah hujan menyebabkan debit dan arus sungai meningkat tajam dari kawasan hulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)