Kontrakan raja KAS di Sleman. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Kontrakan raja KAS di Sleman. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Kontrakan Raja KAS di Sleman Diminta Dikosongkan

Ahmad Mustaqim • 17 Januari 2020 19:06
Sleman: Kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat (KAS), Totok Santosa, di Dusun Berjo Kulon RT 5 RW 4, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus segera dikosongkan. Warga memberikan tenggat waktu untuk proses pemindahan seluruh atribut ataupun isi di kontrakan itu. 
 
"Tadi malam ada pertemuan, masyarakat dan pemerintah desa, polisi dan Koramil, lalu penanggung jawab Ibu Mursinah. Kita buat kesepakatan. Tuntutan warga, kontrakan dikosongkan dan tidak diperkenankan disewa," kata Penjabat Kepala Desa Sidoluhur, Sudarmanto, Jumat, 17 Januari 2020. 
 
Sudarmanto mengatakan, hasil pertemuan itu memutuskan pengontrak harus segera pindah. Selain itu, segala bentuk kegiatan Totok dan kolega harus dihentikan juga. 

Menurut dia, warga memberikan tenggat waktu pengosongan sekitar tiga hari. Ia menyebut, hari Senin, 20 Januari, kontrakan itu harus sudah kosong. 
 
"Pihak pengontrak yang menerima keputusan minta tiga hari. Pengosongan dimulai hari ini hingga Minggu malam, Senin dini hari," ujarnya. 
 
Proses pengosongan, ia melanjutkan, dilakukan swadaya. Ia meminta masyarakat bisa menjaga ketenangan dan bersabar agar tidak menimbulkan masalah baru. 
 
Warga Dusun Berjo Kulon, Kartijo mengatakan, ada tujuh orang yang tinggal di rumah kontrakan itu. Dua orang di antara merupakan anak pasangan Totok dan Fanni, permaisuri raja KAS, yang masih duduk di SMP dan TK. 
 
Selain itu, ada empat orang atau dua pasangan pembantu raja KAS. Sementara, seorang sisanya merupakan orang tua salah satu pembantu. 
 
"Penghuni kontrakan diminta tidak keluar rumah dulu. Ya tujuannya agar tidak terjadi sesuatu," ungkapnya.
 
Saat ini, warga diminta tidak masuk ke bangunan kontrakan. Kontrakan disterilkan sekaligus proses pengemasan untuk pengosongan. 
 
Penemuan Makam
 
Sebuah makam bayi ditemukan di kontrakan Totok Santosa. Makam bayi itu diduga anak permaisuri Raja KAS, Fanni Aminnadia. 
 
"Awalnya ditemukan gundukan tanah. Setelah ditanyakan ada gundukan tanah ini apa, ternyata ini makam bayi," kata Sudarmanto. 
 
Sudarmanto mengatakan, kepastian gundukan itu makam bayi dikonfirmasi penanggung jawab kontrakan, Mursinah. Mursinah mengatakan kepada warga jika makam itu merupakan makam anak Fanni. 
 
"Usianya sekitar dua hingga tiga bulan kalau tidak salah. Masyarakat minta makam dipindahkan," ujarnya. 
 
Warga Dusun Berjo Kulon, Kartijo merupakan sosok yang mengetahui posisi awal makam itu. Menurut dia, bayi dimakam itu berusia sekitar empat bulan. 
 
"Itu dimakamkan sebulan lalu, pas hujan deras. Mereka malam jam 12 ada rapat sama anggota (KAS). Pas sekitar jam dua (dini hari) dimakamkannya," ujar Kartijo. 
 
Ia mengatakan Fanni mengalami keguguran sebelum akhirnya bayi dimakamkan. Namun, Kartijo tak tahu pasti penyebab kegugurannya. Di sisi lain, ia mengatakan Fanni tak kelihatan hamil karena tubuhnya tampak atletis. 
 
"Jadi Ibu Fanni tidak kelihatan kalau hamil. Orangnya kelihatan atletis. Biasanya senam di sini," ungkapnya. 
 
Adapun makam bayi itu dibongkar pada Jumat sore, 17 Januari 2020. Saat dibongkar, terdapat gerabah diduga berisi jasad bayi yang dibalut kain putih. 
 
Setelah dibongkar, bayi tersebut diberi nama Cakradara serta meninggal Kamis, 26 Desember 2019. Jasad tersebut dipindahkan di pemakaman umum di Dusun Pare Dua, Desa Sidoluhur atau sekitar 200 meter dari bangunan kontrakan. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan