Fauziah Ibu dari korban Imam Masykur, pemuda Aceh yang disiksa hingga tewas oleh oknum anggota TNI. Foto: Istimewa
Fauziah Ibu dari korban Imam Masykur, pemuda Aceh yang disiksa hingga tewas oleh oknum anggota TNI. Foto: Istimewa

Saya Tidak Sanggup Lagi, Pesan Korban Penculikan Oknum Paspampres ke Ibundanya,

Fajri Fatmawati • 28 Agustus 2023 21:37
Banda Aceh: Dengan linangan air mata, Fauziah ibu dari Imam Masykur korban penculikan dan penyiksaan oleh oknum anggota TNI, mengisahkan kejadian memilukan yang dialami putranya.
 
Luka mendalam menyelimuti keluarga Imam Masykur terutama bagi wanita yang melahirkan dan membesarkannya, mendengar anaknya diculik dan disiksa hingga tewas tanpa iba, sontak hatinya seketika hancur.
 
Terlebih ketika Imam Masykur menghubungi ibunya dengan mengatakan "Mak nekirem peng lon ka dirampok, nekirem aju peng limong ploh juta, lon han ek lee lon theun poh (Mak kirim terus uang saya sudah diculik, kirim terus uang lima puluh juta, saya enggak sanggup lagi tahan dipukul)," kata Imam Masykur dalam Bahasa Aceh saat menghubungi ibunya melalui telepon, kenang Fauziah.

Mendengar anaknya berbicara dengan nada ketakutan dan merintih kesakitan melalui sambungan telepon, Fauziah tak bisa berbuat apa-apa. Yang ada hanya rasa sedih mendalam, marah, kecewa berkecamuk dalam dirinya, sambil berfikir keras untuk mencari uang tebusan senilai Rp50 juta dengan secepatnya dengan kondisi keluarganya yang tidak mampu.

Berikut percakapan terakhir antara Fauziah dan putranya Imam Masykur dalam Bahasa Aceh:

"Man pat lon cok peng man nyak limong ploh juta malam nyo (Dimana saya cari uang nak, lima puluh juta malam ini), kata Fauziah, kemudian dijawab oleh Imam Masykur "Hom mak pat jet nemita, nemita aju peng pat jet nelake-nelake (Enggak tahu mak di mana bisa dicari, dicari terus uang dimana bisa diminta-diminta terus," jawab Imam, lalu sambungan telepon langsung terputus.
 
Tak hanya menghubungi ibunya, Fauziah mengatakan putranya juga sempat menghubungi adik dan teman-temannya dengan menyampaikan pesan yang sama, untuk meminta dan segera mengirimkan uang. Lalu, oknum TNI tersebut mengirimkan video penyiksaan terhadap Imam Masykur kepada keluarga korban.
 
Kemudian pada Sabtu, 12 Agustus 2023, pukul 17.30 WIB, dihari kejadian tersebut Fauziah menelepon kembali putranya untuk menanyakan keadaannya, lalu telepon langsung diambil alih oleh oknum TNI tersebut.
 
Baca: Oknum TNI dan Paspampres Culik Pemuda Aceh Hingga Tewas Gara-gara Ini

Berikut cerita Fauziah tentang percakapan antara dirinya dan oknum anggota TNI melalui sambungan telepon. 
 
"Kalau ibuk sayang sama anak, kirim terus uangnya," kata oknum TNI.
 
"Lon kirim peng, lon usaha malam nyo lon mita peng, aneuk lon bek neu poh lee. (Saya kirim uangnya, saya usahakan malam ini saya cari uang, tapi anak saya jangan dipukul lagi)," jawab Fauziah.
 
"Kalau enggak dikirim terus malam ni, anak anda saya pukul sampai mati, saya lempar ke sungai," sambung oknum anggota TNI itu kemudian sambungan telepon seketika terputus.
 
Fauziah, mengatakan dirinya tidak tahu harus mencari uang karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu. Jangankan uang Rp50 juta, untuk saat itu uang seratus ribu saja mereka tidak punya.
 
Tak disangka, percakapan itu merupakan percakapan terakhir antara Fauziah dan Imam Masykur sebelum putranya tewas disiksa tanpa iba oleh oknum anggota TNI tersebut.
 
Kesedihan mendalam kini tengah menyelimuti keluarga Fauziah, suara sirine mobil ambulans yang membawa jenazah Imam Masykur tiba di rumahnya di Desa Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, membuat keluarganya sangat terpukul.
 
Imam Masykur, 25, adalah seorang pemuda asal Desa Mon Kelayu, Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Dia baru 1 tahun lebih mengadu nasib ke Jakarta.
 
Jasad Imam ditemukan di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat pada Jumat, 18 Agustus 2023. Pemuda asal Aceh tersebut diduga dibuang usai diculik dan dianiaya hingga tewas anggota Paspampres berinisial Praka RM.
 
Penganiayaan ini terekam video dan diunggah di media sosial. Pantauan Medcom.id, tampak seseorang merekam dari arah belakang pria yang terduduk dengan kondisi punggung lebam dan berdarah-darah. Pria dengan kondisi punggung terluka itu disekap oknum TNI.
 
Dari kejadian yang menwaskan pemuda Aceh itu, sebanyak tiga oknum anggota TNI menjadi tersangka kasus penculikan hingga menewaskan pemuda asal Kabupaten Bireuen, Aceh. Hal itu dilakukan berdasarkan motif ekonomi.
 
Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar, mengatakan, ketiga tersangka telah ditahan. Mereka mendekam di Pomdam Jaya Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan.
 
Irsyad tidak membeberkan identitas ketiga tersangka anggota TNI itu. Namun, dia menyebut satu di antaranya merupakan Praka RM, anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan