Bantaeng: Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong Balai Latihan Kerja (BLK) untuk terus berkolaborasi dengan dunia industri agar pelatihan yang diselenggarakan mampu mengikuti perubahan yang ada. Terlebih, revolusi industri 4.0 dan pandemi covid-19 saat ini telah mempercepat perubahan pola usaha dan industri.
"Kita dalam kondisi seperti ini tidak ada pilihan selain kolaborasi dengan dunia usaha. Seberat apapun tantangan ketenagakerjaan bisa dilalui dengan kolaborasi," kata Ida, dikutip keterangan tertulis, Senin, 22 Maret 2021.
Selain revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi covid-19, kolaborasi dengan dunia industri juga diperlukan untuk menjawab tantangan klasik ketenagakerjaan. Di antaranya adalah angkatan kerja yang mayoritas berpendidikan menengah ke bawah dan mismatch antara supply dan deman pasar kerja.
Menaker Ida pun berharap, kolaborasi dengan stakeholders mampu memperkuat BLK. Tidak hanya dari sisi pelatihan dan sertifikasi, namun juga dari sisi penempatan.
"Saya berharap BLK Bantaeng ini bisa menjadi tempat bertemunya semua stakeholder ketenagakerjaan maupun pertemuan dengan para pelaku usaha di pasar kerja," kata Ida.
Selain kolaborasi, upaya lain yang dilakukan Kemenaker adalah menerapkan program transformasi BLK. Arah kebijakannya mengubah BLK sebagai Balai Pelatihan Vokasi menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.
"Agenda 6R yang perlu menjadi perhatian utama kita yaitu Reformasi kelembagaan, Redesain substansi pelatihan, Revolusi SDM, Revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship," ujarnya.
Bantaeng: Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong Balai Latihan Kerja (BLK) untuk terus berkolaborasi dengan dunia industri agar pelatihan yang diselenggarakan mampu mengikuti perubahan yang ada. Terlebih, revolusi industri 4.0 dan pandemi covid-19 saat ini telah mempercepat perubahan pola usaha dan industri.
"Kita dalam kondisi seperti ini tidak ada pilihan selain kolaborasi dengan dunia usaha. Seberat apapun tantangan ketenagakerjaan bisa dilalui dengan kolaborasi," kata Ida, dikutip keterangan tertulis, Senin, 22 Maret 2021.
Selain revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi covid-19, kolaborasi dengan dunia industri juga diperlukan untuk menjawab tantangan klasik ketenagakerjaan. Di antaranya adalah angkatan kerja yang mayoritas berpendidikan menengah ke bawah dan mismatch antara supply dan deman pasar kerja.
Menaker Ida pun berharap, kolaborasi dengan stakeholders mampu memperkuat BLK. Tidak hanya dari sisi pelatihan dan sertifikasi, namun juga dari sisi penempatan.
"Saya berharap BLK Bantaeng ini bisa menjadi tempat bertemunya semua stakeholder ketenagakerjaan maupun pertemuan dengan para pelaku usaha di pasar kerja," kata Ida.
Selain kolaborasi, upaya lain yang dilakukan Kemenaker adalah menerapkan program transformasi BLK. Arah kebijakannya mengubah BLK sebagai Balai Pelatihan Vokasi menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.
"Agenda 6R yang perlu menjadi perhatian utama kita yaitu Reformasi kelembagaan, Redesain substansi pelatihan, Revolusi SDM, Revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)