Yogyalarta: Balai Penyelidikan dan Pengembagan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, memperingatkan masyarakat tentang potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas yang mengarah ke sektor selatan-barat daya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Rachmad Widyo Laksono mengemukakan potensi tersebut meliputi Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng, dan Sungai Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
"Sedangkan lontaran material vulkanis bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," kata Rachmad, Senin, 15 Februari 2021.
Karena itu, masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya serta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.
"Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi," jelasnya.
Baca juga: Populer Daerah; Ratusan Santri Terjangkit Covid-19 Hingga Tol Cipali Buat Jalan Darurat
Sementara terkait dengan pengamatan terhadap Gunung Merapi selama 12 jam mulai dari pukul 18.00 pada Minggu, 14 Februari hingga pukul 06.00 pada Senin, 15 Februari 2021, gunung tertutup kabut dan awan kawah tidak teramati.
Pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 hari Senin, dilaporkan adanya dua kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 900 meter.
Selama 12 jam, lanjutnya, seismogram mencatat adanya kegempaan guguran sebanyak 59 kali dengan amplitudo 3-30 milimeter dan durasi 11-91 detik, 2 kali tektonik jauh dengan amplitudo 3 milimeter dan durasi 24 detik, kegempaan fase banyak atau hybrid 31 kali dengan amplitudo 3-34 milimeter dan durasi 110-114 detik.
"Dengan aktivitas tersebut, sampai saat ini BPPTKG Yogyakarta masih menyematkan status Siaga atau Level III," imbuhnya. (Agus Utantoro)
Yogyalarta: Balai Penyelidikan dan Pengembagan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, memperingatkan masyarakat tentang potensi bahaya berupa
guguran lava dan awan panas yang mengarah ke sektor selatan-barat daya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Rachmad Widyo Laksono mengemukakan potensi tersebut meliputi Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng, dan Sungai Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
"Sedangkan lontaran material vulkanis bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," kata Rachmad, Senin, 15 Februari 2021.
Karena itu, masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya serta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.
"Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi," jelasnya.
Baca juga:
Populer Daerah; Ratusan Santri Terjangkit Covid-19 Hingga Tol Cipali Buat Jalan Darurat
Sementara terkait dengan pengamatan terhadap Gunung Merapi selama 12 jam mulai dari pukul 18.00 pada Minggu, 14 Februari hingga pukul 06.00 pada Senin, 15 Februari 2021, gunung tertutup kabut dan awan kawah tidak teramati.
Pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 hari Senin, dilaporkan adanya dua kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 900 meter.
Selama 12 jam, lanjutnya, seismogram mencatat adanya kegempaan guguran sebanyak 59 kali dengan amplitudo 3-30 milimeter dan durasi 11-91 detik, 2 kali tektonik jauh dengan amplitudo 3 milimeter dan durasi 24 detik, kegempaan fase banyak atau hybrid 31 kali dengan amplitudo 3-34 milimeter dan durasi 110-114 detik.
"Dengan aktivitas tersebut, sampai saat ini BPPTKG Yogyakarta masih menyematkan status Siaga atau Level III," imbuhnya. (Agus Utantoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)