Ilustrasi - Medcom.id.
Ilustrasi - Medcom.id.

Membeludak, Pasien DBD di RSUD Sikka Dirawat di Ruang Bedah

Antara • 10 Maret 2020 13:48
Maumere: Pasien terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membeludak. Manajemen RSUD TC hillers terpaksa menggunakan ruang perawatan bedah karena tak lagi bisa menampung. 
 
"Beberapa pasien DBD terpaksa kami tempatkan di ruang perawatan bedah karena memang seluruh ruangan khusus pasien sudah penuh," kata Direktur Umum RSUD TC Hillers dr. Marietha L.D Weni ditemui di ruangannya di Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa, 10 Maret 2020, melansir Antara. 
 
Dia mengaku jumlah pasien yang dirawat di satu-satunya RS milik Pemda itu mencapai 82 pasien, dengan rincian 17 orang dewasa dan 65 anak-anak. Dia mengungkap pasien baru berjumlah 14 orang, baru masuk pada Senin, 9 maret 2020. Sementara pasien lama yang masih dirawat berjumlah 68 orang.

"Saat ini kapasitas tempat tidur di RS ini hanya mencapai 202 orang. Sementara yang dirawat di sini juga selain pasien DBD ada juga pasien dengan sakit yang lain. Untuk merawat pasien DBD saja tidak cukup ruangannya," tutur dia.
 
Baca: 4 Dokter di Sikka Terjangkit DBD Usai Tangani Pasien
 
Pihaknya juga terpaksa menambah kasur baru di Klinik Giriati, khusus untuk pasien DBD. Marietha menerangkan pasien DBD di RSUD TC Hillers tak ditematkan di ruangan khusus. Tapi dipastikan, penempatan pasien sesuai dengan umur pasien. 
 
"Kalau pasien DBD anak kami tempatkan di ruangan anak, kalau dewasa kami tempatkan di ruangan dewasa. Jadi memang tak ada ruangan khusus bagi pasien DBD ini," tambah dia.
 
Dia berharap pemerintah daerah setempat segera memanfaatkan dua RS lainnya di daerah itu untuk penanganan DBD, seperti RS Kewapante dan RS Lela. Dia melanjutkan RSUD TC Hillers telah merawat 944 pasien, dengan jumlah meninggal 12 orang, hingga Senin, 9 Maret 2020. 
 
"Yang terakhir meninggal Senin, 9 Maret kemarin sekitar pukul 19.00 Wita, setelah dirujuk dari RS Santo Gabriel Kewapate pada pukul 15.00 Wita. Korban dirujuk sudah dalam keadaan shock sindrum dengan keadaan gusi berdarah dan ada pendarahan ketika BAB," tambah dia.
 
Sementara itu seorang dokter anak dari RSUD TC Hillers dr. Mario B Nara mengatakan bahwa RS TC Hillers sejak Januari hingga Maret telah menangani pasien DBD dari grade 1-3. Dia mengaku sebagian besar pasien dengan grade tiga bisa ditangani dengan baik. 
 
"Tetapi ada 12 yang meninggal karena memang terlambat dirujuk ke RS TC Hillers, sudah dalam keadaan shock dan memang dalam kondisi sudah terjadi pendarahan-pendarahan," tambah dia.
 
Dia menambahkan, hingga Selasa, 10 Maret 2020, sebanyak 31 pasien DBD anak-anak dirawat. Dia mengeklaim  pasien anak telah ditangani dengan baik. 
 
"Dari 31 anak itu itu ada yang sudah melewati masa kritis, dan ada juga yang masih dalam masa kritis," tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan